Halo Sahabat Imbas yang setia, seperti janji kami pada postingan sebelumnya mengenai Gaya Bahasa atau Majas, bahwa kami akan mengulas lebih dalam satu persatu mengenai kategori majas sebelumnya bahwa gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis.
Pada kesempatan kali ini kami akan mengulas lebih mendalam mengenai Gaya Bahasa Pertautan. langsung saja dibawah ini majas-majasnya:
1) Metonimia
1) Metonimia
Suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal sebagai penggantinya.
Contoh:Para siswa senang sekali membaca S.T. Alisyahbana.
Berapa sib harga Lencer dewasa ini?
2) Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (part pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro paate).
Berapa sib harga Lencer dewasa ini?
2) Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (part pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro paate).
Contoh:Tadi malam berlangsung pertandingan seru antara Inggris dan Italla.
3) Alusi
Acuan yang berusaha menyugestikan kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa. Biasanya, alusi ini adalah suatu referensi yang eksplisit atau implisit kepada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, atau tempat dalam kehidupan nyata, mitologi, atau dalam karya-karya sastra yang terkenal.
3) Alusi
Acuan yang berusaha menyugestikan kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa. Biasanya, alusi ini adalah suatu referensi yang eksplisit atau implisit kepada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, atau tempat dalam kehidupan nyata, mitologi, atau dalam karya-karya sastra yang terkenal.
Contoh:Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa Wester/ing di Sulawesi Selatan.
4) Eufemisme
Semacam acuan yang berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan.
4) Eufemisme
Semacam acuan yang berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Contoh:Ibunya telah berpulang ke Rahmatullah minggu yang lalu (meninggal; mati)
5) Eponim
Suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
5) Eponim
Suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh:Hercules menyatakan kekuatan
Dewi Fortuna menyatakan keberuntungan
6) Epitet
Acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Dewi Fortuna menyatakan keberuntungan
6) Epitet
Acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Contoh:
Lonceng pagi bersahut-sahutan di desa terpencil ini menyongsong mentari pagi bersinar menerangi alamo (lonceng pagi = ayam jago)
7) Antonomasia
Sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri atau gelar resmi, atau jabatan untuk menggankan nama diri.
Lonceng pagi bersahut-sahutan di desa terpencil ini menyongsong mentari pagi bersinar menerangi alamo (lonceng pagi = ayam jago)
7) Antonomasia
Sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri atau gelar resmi, atau jabatan untuk menggankan nama diri.
Contoh:Gubemur Sumatera Vtara akan meresmikan pembukaan
Seminar Adat Karo di Kabanjahe bulan depan.
8) Erotesis Atau Pertanyaan Retoris
Pertanyaan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan tidak menghendaki jawaban.
Seminar Adat Karo di Kabanjahe bulan depan.
8) Erotesis Atau Pertanyaan Retoris
Pertanyaan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan tidak menghendaki jawaban.
Contoh:Soal ujian tidak sesuai dengan bahan pelajaran. Herankah kita jika nilai pelajaran Bahasa Indonesia pada Ebtanas tabun 1985 ini sangat merosot dan meresahkan?
9) Paralelisme
Gaya bahasa yang berusaha meneapai kesejajaran dalarn meneapai katakata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sarna dalarn bentuk grarnatikal yang sarna.
9) Paralelisme
Gaya bahasa yang berusaha meneapai kesejajaran dalarn meneapai katakata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sarna dalarn bentuk grarnatikal yang sarna.
Contoh:Baik kaum pria maupun kaum wanita mempunyat hak dan kewajiban yang sama secara hukum.
10) Elipsis
Suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendm oleh pembaea atau pendengar, sehingga struktur grarnatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
10) Elipsis
Suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendm oleh pembaea atau pendengar, sehingga struktur grarnatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.
Contoh:Mereka ke Jakarta besok. (penghilangan predikat: pergi, berangkat)
11) Gradasi
Gaya bahasa yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang seeara sintaksis bersarnaan yang mempunyai satu atau beberapa em semantik seeara umum dan yang diantaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan yang bersifat kuantitatif.
11) Gradasi
Gaya bahasa yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang seeara sintaksis bersarnaan yang mempunyai satu atau beberapa em semantik seeara umum dan yang diantaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Kita malah bennegah juga dalarn kesengsaraan kita, karena kita tabu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan itu menimbulkan tahun uji, dan tahan uji itu menimbulkan harapan. Dan pengharapan tidak mengeeewakan.
12) Asindeton
Suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan marnpat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Biasanya dipisahkan dengan tanda koma saja. Contoh:Tujuan instruksional, materi pengajaran, kualitas guru, metode yang serasi, media pengajaran, pengelolaan kelas, minat muriel evaluasi yang cocok, turut menentukan keberhasilan suatu proses belajar-mengajar.
13) Polisindeton
Suatu gaya kebalikan dari asidenton. Beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sarna lain dengan kata-kata sambung.
Kita malah bennegah juga dalarn kesengsaraan kita, karena kita tabu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan itu menimbulkan tahun uji, dan tahan uji itu menimbulkan harapan. Dan pengharapan tidak mengeeewakan.
12) Asindeton
Suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan marnpat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Biasanya dipisahkan dengan tanda koma saja. Contoh:Tujuan instruksional, materi pengajaran, kualitas guru, metode yang serasi, media pengajaran, pengelolaan kelas, minat muriel evaluasi yang cocok, turut menentukan keberhasilan suatu proses belajar-mengajar.
13) Polisindeton
Suatu gaya kebalikan dari asidenton. Beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sarna lain dengan kata-kata sambung.
Contoh:Saya menanam nangka dan jarnbu dan cengkeh dan pepaya serta bawang di pekarangan rumah kami.
Demikian ulasan lengkap kami mengenai Gaya Bahasa Pertautan, semoga bermanfaat bagi anda. tulis kritik dan saran anda bagi kami agar kami senantiasa menghadirkan konten-konten yang menarik bagi anda. salam hangat kami