Puisi terdiri dari struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin puisi berupa tema, perasaan, nada, suasana dan amanat. Sedangkan struktur fisik puisi berupa diksi, citraan (pengimajian), majas dan tipografi puisi. Dalam artikel ini hanya akan dibahas mengenai citraan.
Struktur Fisik Puisi
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair, atau pikiran yang menjiwai dan melandasi penciptaan pusi. Tema-tema puisi misalnya cinta, ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme, perjuangan dan masalah sosial.
2. Perasaan
Perasaan penyair ikut terekspresikan dalam karya puisinya. Perasaan ini harus dapat dihayati oleh pembaca. Perasaan penyair dalam menghadapi persoalan/tema sangat dipengaruhi oleh sikapnya. Sikap penyair bisa berupa rasa tidak senang, benci, rindu, setia kawan dan sebagainya.
3. Nada dan Suasana
Sikap Penyair kepada pembaca disebut nada puisi. Penyair kadang bersikap ingin menggurui, mnasihati, mengejek, menyindir atau bersikap biasa saja.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi akan menimbulkan suasana bagai pembacanya. Nada duka akan menimbulkan suasana iba, nada kritik akan menimbulkan suasana pemberontakan, nada ketuhanan akan menimbulkan suasana khusyuk dan sebagainya.
4. Amanat
Amanat adalah pesan pengarang kepada pembaca, baik tersurat meupun tersirat yang disampaikan melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, rasa dan nada puisi tersebut.
Puisi Diponegoro karya Chairil Anwar yang bertema patriotisme misalnya, dapat ditafsirkan amanatnya sebagai berikut.
a. Di masa pembangunan ini, hendaknya kita mencontoh sikap patriotik Pangeran Diponegoro.
b. Perlu kita yakini, bila kita mengalah terhadap penjajah, jiwa kita akan direndahkan.
c. Sikap patriotik harus dikobarkan untuk melanjutkan pembangunan ini.
Struktur Batin Puisi
Citraan
Citraan adalah gambaran-gambaran angan dalam sajak. Citraan biasanya berupa gambaran sebuah objek yang tampak oleh mata batin kita, tetapi dapat juga berupa hal-hal yang merangsang panaindra lain, seperti pendengaran, penciuman, penglihatan dan perasaan.
Citraan yang timbul oleh penglihatan disebut citra penglihatan (visual). Citraan peglihatan memberi rangsangan kepada indra penglihatan, hingga hal-hal yang tak terlihat seolah olah terlihat.
Citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara disebut citraan pendengaran (citraan auditif). Citraan rabaan (citraan taktil) adalah citraan yang ditimbulkan gambar angan yang dapat dihayati dengan indra peraba. Sedangkan citraan yang menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan dapat bergerak, disebut citraan gerak.