close

√ Pengertian Fonem, Alofon, dan Grafem dan Contohnya

Ilmu Bahasa – Setiap bahasa diwujudkan oleh bunyi. Oleh karena itu, telaah bunyi didalam tata bahasa selalu mendasari telaah tulisan atau tata aksara yang tidak selalu dimiliki bahasa manusia. Namun, bukan sebarang bunyi yang menjadi perhatian ahli bahasa. ia hanya menyelidiki bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berperan di dalam sebuah bahasa. Diantara bunyi-bunyi tersebut, ada yang berbeda kedengarannya dan ada yang mirip kedengarannya. 
Pengertian Fonem, Alofon, dan Grafem dan Contohnya
 Berikut ini kami akan mengulas sekilas mengenai fonem, alofon, dan grafem. 

Fonem

Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip satu sama lain dalam sebuah penggunaan bahasa yang sama. Dalam ilmu bahasa, fonem itu ditulis diantara dua garis miring:/…/. Jadi dalam bahasa Indonesia /p/ dan /b/ merupakan dua fonem yang kedua bunyi ini membedakan arti.
Contoh fonem:
pola – /pola/
parang – /parang/
beras – /beras/

Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa Indonesia misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal kata atau suku kata, fonem dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/ misalnya, fonem /p/ diucapkan secara lepas yang kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada diakhir kata, fonem /p/ sudah jelas tidak bisa diucapkan secara lepas. Bibir kita akan tertutup untuk mengucapkan bunyi ini bukan?. Dengan demikian, fonem /p/ dalam Bahasa Indonesia memiliki dua variasi. 

Alofon

Alofon adalah variasi fonem yang tidak membedakan arti. Alofon dituliskan diantara dua kurung siku […]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan [p], sedangkan [p] yang tidak lepas kita tandai dengan [p`], maka dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Indonesia, fonem /p/ memiliki dua alofon, yakni [p] dan [p`].

Grafem

Perlu kiranya kita ketahui dan perhatikan perbedaan fonem dan grafem. Kalau kita berbicara tentang fonem, kita berbicara bunyi. Kalau kita berbicara tentang grafem, lebih mengarah kepada huruf Memang benar bahwa seringkali representasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya, untuk menyatakan benda yang dipakai untuk duduk, kita tentunya menulis kata kursi dan mengucapkannya pun /kursi/, maka jika dibedah dalam grafem ada lima satuan, dan dari segi fonem juga ada lima satuan.

  Pendidikan Multikultural Melahirkan Keberagaman

Akan tetapi, hubungan satu-lawan-satu seperti itu tidak selalu kita temukan pada semua kata dalam bahasa Indonesia yang diujarkan acuan bendanya. Perkataan ladang, misalnya mempunyai enam grafem, yakni dan . Dari segi bunyinya perkataan yang sama itu hanya mempunyai lima fonem, yakni /l/, /a/, /d/, /a/, dan /Ng/ karena grafem hanya mewakili satu fonem /ng/ saja.

Bunyi yang dinyatakan oleh grafem dan dalam bahasa Indonesia jelas sangat berbeda. Sebaliknya, bunyi yang dinyatakan oleh grafem dan sangat berdekatan. Dengan perbedaan dan kemiripan seperti itu maka dalam percakapan telepon, perkataan pula, dan gula tidak akan ada terjadi kesalahan pemahaman maksud, sedangkan pola dan bola dapat dengan mudah seketika disaat mendengar perlu melihat kondisi bibir si pengujar atau harus ada penekanan ujaran awal agar tidak membingungkan.

Nah teman-teman, demikian artikel kuliah ini kami ulas. Semoga bermanfaat bagi anda dan menambah wawasan kebahasa Indonesiaan anda. Semoga bermanfaat. Salam kami

Leave a Comment

en_USEnglish