close

Tips Analisa Penokohan dalam Cerpen

Ilmubahasa.net – Halo sahabat imbas. Salam jumpa dengan kami. kali ini kami akan mengulas mengenai cara menentukan penokohan dalam cerpen. Menentukan penokohan dalam sebuah cerita fiksi berarti kamu harus mengenali watak,sifat, serta karakter tokoh dalam cerita. Menentukan watak, sifat dan karakter tokoh dapat diketahui melalui beberapa cara berikut ini:
Penokohan dalam Cerpen
Penokohan dalam Cerpen

Penokohan dalam Cerpen

Nama Diri

Tokoh yang kamu baca dalam cerpen pastilah memiliki nama diri, misalnya Bu Wati, Pak Sukamto, Mang Diman, Haji Tolib, Mas Ayu, Raden Mataram, atau Kiai Maja. Nah, nama-nama diri ini menentukan profesi, keturunan, atau agama tokohnya. Nama Pak Sukamto mungkin saja keturunan Jawa dan berprofesi sebagai pegawai. Tokoh Kia Maja merupakan tokoh agama Islam, tokoh Haji Tolib bisa saja merupakan tokoh juragan kaya dalam cerita. Keterangan karakteristik dapat kamu temukan dalam cerita. Pada umumnya, cerita fiksi memiliki nama tokoh yang jelas sehingga pembaca mudah mengidentifikasi karakteristik tokoh-tokoh dalam cerita. Jika kamu sulit mengidentifikasi tokoh berdasarkan nama dirinya maka lakukanlah trik lain selanjutnya.

Pemerian

Dalam cerita, biasanya pengarang menggambarkan siapakah tokoh dalam cerita. Pengambaran tokoh inilah yang disebut pemerian tokoh cerita. Dalam pemerian, pengarang menggambarkan keadaan fisik dan batin tokoh. Keadaan fisik misalnya kondisi perawakan tubuh, kecantikan wajah, pakaian yang dikenakan, dan lain-lain. Keadaan batin tokoh misalnya gambaran mengenai kewibawaan tokoh, sifat-sifat yang dimiliki tokoh, dan lain-lain. Berikut contoh pemerian rekaan:

Nyonya Pho bertubuh tinggi besar. Rambutnya tebal, disemir hitam
pekat dan kaku seperti sikat. Alisnya seperti kucing tandang. Bahunya
tegap dadanya tinggi, dan raut mukanya seperti orang terkejut. Sesuai
tradisi Hupo, ia bertato, lukisan naga menjalar dari punggung sampai ke
bawah telinga, bersurai-surai dengan tinta Cina. Bengis, tega, sok kuasa,
dan tak mau kalah tersirat jelas dari matanya.
                                  (Dikutip dari Novel Sang Pemimpi, Andrea Hirata)

Pernyataan dan tindakan pelaku lain

Karakteristik tokoh dapat tercermin melalui reaksi tokoh lain terhadap perilaku seorang tokoh. Reaksi itu bisa diungkapkan secara verbal atau tindakan. Berikut contoh penokohan melalui pernyataan dan tindakan pelaku lain:

Aku mengamati Arai. Kelihatan jelas kesusahan telah menderanya sepanjang
hidup. Ia seusia denganku tapi tampak lebih dewasa. Sinar matanya jenih,
polos sekali. Lalu tak dapat kutahankan air mataku mengalir. Aku tak dapat
mengerti bagaimana anak semuda itu menanggungkan cobaan berat sebagai
simpai keramat.
                                    (Dikutip dari Novel Sang Pemimpi Andrea Hirata)

Percakapan: dialog atau monolog
Kamu juga dapat mengetahui karakteristik tokoh melalui dialog atau monolog yang ditunjukkan para pelaku dalam cerita. Berikut contohnya:

“Nek” kataku, “ Aku pingin tebu.”
Nenek diam, keningnya mengkerut.
“Itu bukan punya kita.”
“Biar saja.”
“Itu mencuri namanya.”
“Bukan dong, Nek.”
“Tapi nanti ketahuan centeng”
“Aku ingin tebu markonah itu, Nek”
“Nanti saja jika kita pergi ke Sukaraja. Kita beli di sana. Di sana ada
orang sengaja menjual tebu.”
“Ini saja yang dekat, Nek”
“Ada centengnya”
“Tidak ada, Nek”
“Nanti ketahuan”.

                    (Dikutip dari Novel “Di Tengah Keluarga” Ajip Rosidi)

Berdasarkan kutipan dialog di atas, secara tersirat, pembaca dapat menyimpulkan bahwa watak tokoh aku adalah manja (senang merajuk) sedangkan watak tokoh nenek adalah kukuh pada pendiriannya.

  √ Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Nahhh… kurang lebih seperti itulah cara menentukan tokoh dalam sebuah cerpen. Mudah bukan??, cukup dengan membaca dan tentunya ketelitian analisa membaca kalian ya. Demikian yang dapat kami sampaikan, kirimkan kritik dan saran kepada kami. Semoga artikel kami ini bermanfaat. Salam Imbas

Leave a Comment

en_USEnglish