close

Gaya Bahasa Perbandingan

blank
Halo Sahabat Imbas yang setia, seperti janji kami pada postingan sebelumnya mengenai Gaya Bahasa atau Majas, bahwa kami akan mengulas lebih dalam satu persatu mengenai kategori majas sebelumnya bahwa gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis. Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi: 
a. Gaya bahasa penegasan 
c. Gaya bahasa pertentangan 
d. Gaya bahasa sindiran
Pada ulasan kali ini kami mengulas mengenai Gaya Bahasa Perbandingan
1) Perumpamaan atau Simile

Perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Sering disebut juga persamaan atau simile. Perbandingan ini secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, dan serupa. 

Contoh:Seperti air dengan minyak
Ibarat mengejar bayangan
Bak cacing kepanasan
Laksana bulan kesiangan

2) Metafora
Analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Gaya perbandingan yang implisit (tanpa kata seperti atau sebagai). 
Contoh:
Nani jinak-jinak merpati
Pendidikan sokoguru pembangunan

3) Personifikasi
Gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. 
Contoh:Angin meraung-raung di sekitar ini
Mencari mencubiti wajahku

4) Depersonifikasi
Gaya bahasa yang berupa pembendaan manusia atau insan (kebalikan personifikasi). 
Contoh:Kalau adinda menjadi samodra,
Dikau langit, daku bumi.

5) Alegori
Suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas tersurat. Cerita yang dikisahkan dalam lambang-Iambang, merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, dalam alegori unsur-unsur utama menyajikan
sesuatu yang terselubung, mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia.
Contoh:
engkau tahu angin??, dia adalah sosok yang melegakan setiap kalbu manusia, bak tarian yang senantiasa setia mengelilingi manusia dalm usahanya untuk hidup
 
6) Antitesis

  √ Hakikat dan Pengaruh Epistimologi Dalam Kajian Filsafat Ilmu

Sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat berimbang. Dia bergembira-ria atas kegagalanku dalam ujian itu. 

Contoh:Kecantikannyalah justru yang mencelakakannya.
7) Pleonasme atau tautologi
Acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan. Suatu acauan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh.
Sebaliknya, acuan itu disebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yang lain. 
Contoh:Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri
8) Perifrasis
Gaya yang mirip dengan pleonasme yaitu menggunakan kata yang lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berkelebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja. 
Contoh:Anak yang telah menyelesaikan kuliahnya dengan baik pada Jurusan PPBS-IKIP Bandung (lulus, berhasil)
9) Prolepsis atau antisipasi
Gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. 
Contoh:Almarhum ayahku pada saat itu mengatakan bahwa dia masih mempunyai piutang pada Rumah Makan Tambore Kabanjahe
10) Koreksio atau epanortosis
Suatu gaya yang berwujud, mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh:Neng Eva mempersuamikan orang Handar, eh bukan, orang Manado
Demikian Ulasan mendalam mengenai Majas Perbandingan. kelak kami akan mengulas mengenai Majas lainnya.  terima kasih atas perhatiannya. jangan lupa berikan saran dan kritik kepada kami agar kami bisa lebih baik untuk anda. salam kami Ilmu Bahasa.

Leave a Comment

en_USEnglish