Tahukah anda apa itu drama? Drama adalah sebuah kisah fiksi atau cerita yang diperagakan oleh beberapa orang dengan tema yang beragam. Tujuan dibuatnya drama adalah sebagai hiburan, pendidikan dan kesenian.
Sebelum drama diperagakan, alur cerita pada drama akan dituliskan pada sebuah kertas yang nantinya akan disebut dengan naskah drama. Naskah drama dibuat untuk memudahkan pemeran drama dalam berakting.
Panjang pendeknya sebuah naskah dram tergantung pada panjang cerita dalam jumlah pemerannya. Naskah drama pendek biasanya memiliki alur cerita pendek dengan sedikit pemeran. Sedangkan naskah dram panjang memiliki alur cerita yang bervariasi dengan pemeran yang beragam.
Terdapat naskah drama 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 orang. Banyaknya ditentukan oleh rangkaian cerita yang terdapat dalam drama itu sendiri. Semakin panjang naskah drama semakin banyak peran dan variasi cerita didalamnya.
Tema untuk naskah drama memiliki banyak ragam. Ada komedi, cinta, persahabatan bahkan peperangan. Berikut ini beberapa contoh naskah drama yang baik dan benar. Terdapat contoh naskah drama cerita rakyat, contoh naskah drama komedi, contoh naskah drama musikal, contoh naskah drama lucu, contoh naskah drama cinderella, contoh naskah drama timun mas, contoh naskah drama pendek, contoh naskah drama persahabatan, contoh naskah drama 6 orang, contoh naskah drama 5 orang dan sebagainya.
Contoh Naskah Drama Komedi 5 Orang
Dheni : Orang yang entah darimana, dan bagaimana kehidupannya
Reza : Orang yang kerjanya cuma ikut-ikutan
Boni : Orang yang penakutnya minta ampung
Shiti : Tukang gosip level dewa
Okta : Orang serba tahu
Nah, barulah kita ke naskah dramanya. Check this out!
Ada Apa di Balik Pemalakan
2 orang murid sedang melakukn kewajiban sekaligus kebutuhan mereka sehari-hari, ya, mereka sedang belajar sebagai mana mestinya, tiba-tiba saja …
(Dobrak pintu) Okta : “ Oy!, si Boni tadi dipalak!”
Reza : “ Di palak? Terus dia gak kenapa-kenapa?”
Okta : “ Engga,”
Reza :”Yah, kok enggasih,”
Shiti :”Di palaknya emang dimana?”
Okta :” Di belakang sekolah,”
Shiti :”Pastesan aja, disanakan emang sering terjadi pemalakan,”
Okta :”Enggakah,”
Shiti :”Iya!,”
Okta :”Enggak!”
Reza :”Stop!” (misahin)
Reza :”3, 2, 1, mulai!” (Ala wasit yang mulai tinju)
(Okta + Shiti liatain)
Reza :”Apa?”
Shiti :”Udahdeh, lo percaya aja sama gue, disana itu emang sanggarnya preman,”
Okta :”Enggak, ini pertama kalinya disana ada pemalakan,”
Reza :”Oke, oke, gini aja, kita cari tahu siapa yang bener dengan melakukan penyelidikan kasus … ada apa di balik pemalakan,”
Sitti + Okta :”Setuju!”
Reza :”Tapi gue enggak,”
Okta :”Terus kenapa lu sanarin kamfret!”
Reza :”Yudah, gue ikut-ikutan aja. Langkah pertama, kita harus temui yang korban, Boni.”
Setelah berkeliling sekolah selama beberapa saat, akhirnya mereka bertemu dengan … guru, lalu setelah itu barulah mereka bertemu dengan kepala sekolah, dan akhirnya bertemu dengan pawang singa, dan bertemu Boni.
Reza :”Saudara Boni, bisa jelaskan secara kronologi, bagaimana kejadian pencopetan itu berlangsung?” (Ala detektif)
Boni :”Awalnya gue pulang aja kayak biasa, tapi tiba-tiba aja ada orang yang nyegat gue, orangnya pake jaket, topi, sama pake celana seragam,” (ciri-cirinya percis sama Okta)
Reza :”Apa?! Rasanya saya tidak asing lagi dengan ciri-ciri tersebut, tidak salah lagi, pelakunya pasti kau! Shiti,”
Shiti :”Gue pake rok pe’a,”
Reza :”Tapi bisa aja lo ganti celananya lo pake rok sebelumnya,”
Shiti :”Udahlah, ini buang-buang waktu, kita langsung ke tempat kejadiannya aja,”
Okta :”Ayuk,” (jalan biasa sama yg lain kecuali Reza)
Reza :”Hmm! Oke.” (jalan pelan ala film action) (didorong narator biar cepet)
Setelah itu mereka melakukan olah TKP dan mereka menemukan hal yang … WOW gituh! Penasaran apa? Kita langsung tengok.
Reza :”Jadi ini tempat kejadiannya. Ada yang aneh,”
Boni :”Ada apa emang, Za?”
Reza :”Rasanya gue ga asing lagi dengan ciri-ciri pelakunya, sama … Okta kok bisa tahu jalan kesini, ya. Kayaknya tidak salah lagi kalau pelakunya adalah … orang yang memalak Boni,”
Shiti :”Wow … aku tercengan,” (ekspresi datar)
Okta :”Yaelah, sekarang kita ngapain disini,”
Reza :”Hmm! Kita tanyai saksi mata. Kamu, mas! Iya kamu, sini, sini,” (manggil orang)
Dheni :”Ada apa mas?”
Reza :”Apa emang betul, disini tempatnya sering terjadi pemalakan?”
Dheni :”Iya, mas,”
Shiti :”Tuh kan, apa gue bilang. Bisa jadi bahan gosip barunih,”
Reza :”Jangan terburu-buru, saudari Shi tikus, kita masih belum melakukan klasifikasi,”
Reza :”Bagaimana mas bisa mengetahui hal itu?”
Dheni :”Karena saya yang malaknya, mas!” (pegang kerah baju Reza)
Okta :”Ow ow ow, tenang mas, tenang,”
Shiti :”Kok lu ga kasih tahu dia orangnya Bon?”
Boni :”Ya gue udah lupa lagi,”
Dheni :”Sekarang cepet kasih uang lo!”
Reza :”Sabar, mas, sabar. Ini bisa diselesain baik-baik, kalau kayak gini ga seru, iya, ga,”
Dheni :”Ga seru apanya?”
Reza :”Ya gak seru, tinggal tarik pelatuk, dor, udahan,” (sambil ambil pistol dari saku atau senjata tajam) (NB : kalau senjata tajam ucapannya jadi “Ya gak seru, tinggal cleb, udahan”)
Dheni :”Oh iya-iya, maaf mas,”
Reza :”Haah! Baru tahu lo! Meskipun tingkah gue meragukan, tapi gue ini anak polisi. Oke, sekarang mana uang lo!”
Shiti :”Lah, kok lu malah malak diasih, Za,”
Reza :”Diem lu!”
Dheni :”Ini, mas,” (ngasih uang)
Reza :”Nah, gitudong. Nih,” (kasih lagi uangnya)
Boni :”Loh, kok dibalikin lagi?”
Reza :”Kan tadi dia minta duit, tapi berhubung gue lagi bokek, ya gue minta sama dia, terus gue kasih ke dia,”
Shiti :”Yaelllah,”
Reza :”Oke, dengan ini kasus ‘Ada Apa di Balik Pemalakan’ terbongkar. Kasus ditutup.” (Gaya sok keren)
Begitulah, kasus pemalakan terbongkar, setelah kejadian itu jalan di belakang sekolah dimasukkan ke dalam daftar black street yang tidak boleh dilewati, kecuali oleh orang profesional. Saya (nama narator), beserta anggota yang bertugas, izin undur diri dari hadapan Anda.
Contoh Naskah Drama Persahabatan 6 Orang
Dalam kehidupan remaja sering ada pertikaian. Begitulah yang dialami oleh dua kelompok remaja murid SMP 4 SINDANG ini.
Kelompok healthy (rahmi, ayu dan ewi) mereka bertiga adalah sahabat sejati yang selalu bersama dalam suka dan duka. Ketiga orang ini baik, pintar dan ramah. Tidak seperti kelompok evil atau nama gengnya trio evil. Mereka bertiga sangat keras, kejam dan tidak memiliki rasa keprimanusiaan.
Suatu ketika Dikantin Rahmi, ayu dan dewi sedang berada di kantin. Mereka sedang makan sambil bercerita. Tiba-tiba datanglah trio evil yang menyambar pembicaraan mereka.
Neni : Hey, kalian ! ngapain kalian disini ! (memukul meja)Faisyah : Ini tuh tempat khusus buat kita ! jadi loh mendingan cabut sana !Aeni : Bener tuh ! Loe, Loe dan Loe out! (menunjuk ke Rahmi, Ayu dan Ewi)
Rahmi : Apa hak kalian mengusir kami. Lagian inikan tempat umum. Bukan tempat bokap kalian !
Faisyah : Eh. Eh. Nih anak sudah mulai melawan yah ! Apa perlu saya panggilkan satpam untuk ngusir kalian!
Ayu : Yah silahkan saja panggil satpam. Kalian pikir kami takut dengan kalian.
Neni : Kurang ajar kalian (hampir menampar Ayu, tapi tiba-tiba Ewi berbicara)
Ewi : Hey jangan. Sudahlah, Biar kami saja yang mengalah. Ayo kita pergi dari sini.Rahmi, ayu dan ewi pun pergi meninggalkan kantin.
Aeni : Akhirnya mereka pergi juga. Hahaha
Tidak lama kemudian bel pun berbunyi. Semua murid mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang.Seperti biasanya grup healthy sering mengerjakan tugas di rumah Rahmi. Jadi tiap sore Ayu dan Ewi datang kerumah Rahmi. Orangtua mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain.Sore, dirumah Rahmi
Ayu+Ewi : Assalamualaikum (mengetuk-ngetuk pintu)Rahmi : Waalaikumsalam (membuka pintu) silahkan masuk tuan putri (sambil mengulurkan tangannya kebawah)(sedang bercanda untuk menghibur mereka)
Rahmi+Ayu+Ewi : hehehehehe
Mereka bertiga menuju ke ruang tamu. Tempat dimana mereka sering mengerjakan tugas sambil berbagi cerita. Kali ini tugas yang dikerjakan adalah tugas bahasa indonesia yaitu membuat proposal. Mereka lalu mengeluarkan buku dari tas.
Tapi kali ini mereka tidak bisa menyelesaikannya karena ada keributan di samping rumah Rahmi. Entah mengapa orang itu sangat ribut. Mungkin ada masalah di keluarga mereka.
Ayu : Aduh, berisik amat! Mana bisa kita selesaikan tugas ini kalau situasinya begini.
Ewi : Tetanggamu kenapa sih? Kok heboh amat!
Rahmi : Aku juga nga tau nih. Nga biasa-biasanya mereka ribut seperti ini.Mereka bertiga keluar rumah untuk melihat situasi. Ternyata keributan itu datang pada rumah faisyah. Diluar rumah Faisyah ada kelompok trio evil yang sedang kebingungan. Kelompok healthy pun menuju ke rumah faisyah.
Rahmi : faisyah, ada apa dengan kamu?(faisyah hanya nangis dan merunduk)
Neni : Ngapain loh kesini! Sudah pulang sana, mengganggu aja!
Aeni : Loh kok masih disini. Kalian budek ya! Kami bilang pergi dari sini ! ( dengan suara yang kejam)
Faisyah : Sudahlah, jangan husir mereka. Mereka kan teman kita juga.
Neni : Kamu kenapasih faisyah? Kenapa mesti lo bela mereka?
Aeni : Faisyah, kamu habis kesambet batu yah ?
Faisyah : Sudahlah, hentikan semua kebodohan ini.Neni : Maksudloh apasih? Gue nga mengerti dengan semua ini!
Aeni : Baiklah kalo ini mau kamu. Kami akan menurutinya.
Ayu : Kok kamu sedih sih faisyah? Emengnya ada apa?
Faisyah : Aku tidak habis pikir. Kenapa sih orangtuaku selalunya bertengkar. Apa mereka tidak lelah dengan semua ini?
Ewi : Kamu yang sabar yah faisyah.
Faisyah : Tapi aku sudah benar-benar tidak tahan lagi. Hampir setiap hari dan setiap saat aku mendengar bapak dan ibuku bertengkar.
Rahmi : Mungkin memang saat ini bapak dan ibumu sedang ada masalah. Berdoa sajalah, semoga masalah mereka segera bisa diatasi.Neni : Kami pun akan turut berdoa agar orangtuamu tidak bertengkar lagi.
Faisyah : Hatiku hancur waktu mendengar ibuku minta cerai. Seandainya mereka benar-benar bercerai, aku harus ikut siapa? aku malu, malu dan sangat malu sekali teman-teman.
Aeni : Aku mengerti sekali perasaanmu, tapi kamu juga jangan sampai terlalu sedih karena aku khawatir kalau kamu terlalu sedih nanti malah akan mempengaruhi fisikmu.
Rahmi : Iya faisyah. Semua ini pasti ada jalan keluarnya kok.
Faisyah : Ah biarlah, seandainya aku sakit, mungkin orang tuaku tidak peduli sama sekali.
Ayu : Tidak ada orang tua yang tidak peduli dengan anaknya.
Ewi : Mungkin saat ini mereka berdua sedang ada masalah jadi mereka terlihat sibuk dengan urusan mereka sendiri.
Faisyah : Percuma aku punya orang tua kalau setiap hari isinya bertengkar saja. Apa mereka berdua tidak malu dengan tetangga yang sudah pasti mendengar suara mereka bertengkar?
Rahmi : tapikan biar bagaimana pun juga dia tetap orangtuamu.
faisyah : Saya harus bagaimana (sambil menunduk dan menangis)
neni : sampaikan bahwa kamu merasa sangat tidak nyaman bila mereka berdua bertengkar.
Faisyah : akan saya coba
Aeni : Nah, kamu jangan sedih lagi ya. Ayo donk tersenyum lagi (sambil mengusap air mata faisyah)
Faisyah : terimakasih yah. Kalian sudah ingin menjadi temanku. Dan memberiku semangat dengan cobaan ini. Aku sayang kalian semua.
Rahmi : kami juga sayang kok sama kamu.Mereka semua lalu berpelukan.
Contoh Naskah Drama Bahasa Jawa 7 Orang
Alya Fa’iz Wardhana : Narator
Donny Candra Wijaya Putra : Mas Kubi
Indi Rofiqah Tsani : Kartince
Khansa Talita Rafif : Sonah
Muhammad Luthfi : Pak Jarwo
Rangga Dahananta : Pak Fadlan
Sinta Dewi Mayangsari : Iyem
Taun iki bakal ono pemilukada serentak sak Indonesia. Kabupaten Lamongan yo bakal ngadakno pemilian bupati anyar. Panitia pemilu lan peserta pemilu podo nyiapno anggone pemilu serentak iki.
Pak Jarwo : (Moco koran) “Taun iki bakal dadi taun sing seru, tahun iki ono pemilu
serentak sak Indonesia. Mugo-mugo oleh duwit akeh.”
Kartince : “Assalamu’alaikum … !!” (Nggedor-nggedor lawang)
Pak Jarwo : (Njempalik tibo soko kursi) “Astaghfirullah, ono opo, wayah ngene kok nang
omahe wong.” (Banjur bukak lawang.)
Kartince : “Ngapunten pak Jarwo, nami kulo Kartince. Calon bupati warsa 2015 warsa
paling ayu kaliyan paling sugeh.” (Karo mbukak kipas lan kedip-kedip ala Sahrini)
Pak Jarwo : “Masya Allah, ngapunten bu. Niki griya kulo, mboten RSJ. Beleh njenengan
badhe teng RSJ, saking mriki wonten pertigaan. Mangke jenengan belok
kanan lajeng mlebet gang banjur ngantos gang buntu, jenengan mlebet teng
griyo cat coklat.”
Kartince : “Kulo mboten badhe teng RSJ, kulo badhe ndaftaraken nami kulo dados calon bupati pak.”
Pak Jarwo : “Ngeten nggeh, beleh sampean badhe ndaftar. Njenengan kesah kantor
mawon. Mboten ten omah kulo wayah ngene.”
Kartince : “Oh, nggeh nggeh.”
Kartince metu karo maju mundur ala Sahrini. Jarwo nyeluk pembantune.
Pak Jarwo : “Iyem, Iyem …”
Iyem : “Inggih pak, wonten nopo?”
Pak Jarwo : “Ngene, engko nek ono wong sing wonge endel lan koyok wong sugih,
engko awakmu kongkon melbu ae. Tapi waraono aku metu wae.”
Iyem : “Inggih pak, kulo kesah pawon nggeh.”
Pak Jarwo : “Iyo wes ndang kono masako. Wetengku wes luwe.”
Iyem : “Inggih pak.” (Budal nang pawon)
Pak Jarwo : “Ono ono wae, wong gendeng ape nyalon bupati. Piye karepe. Wes tah, tak
adus disik. Ndang budal nang kantor.” (nggremeng)
Nang warung ono pak Padlan, karo Sonah.
Sonah : “Loh, pak Padlan. Taun niki niku badhe wonten pemilukada nggeh?”
Pak Padlan : “Yo mesti loh Nah, taun iki. Aku kudu nyalonno bupati maneh.”
Sonah : “Loh, berarti sampeyan iki wes orah njabat bupati nggeh?”
Pak Padlan : “Wes gak toh, aku wes mudun ket sak ulanan iko.”
Sonah : “Niku pak, njenengan nyalon malih kan? Kulo gelem nyoblos njenengan,
tapi nggeh koyo taun iko.”
Pak Padlan : “Tenang ae, aku wes ono dana.”
Sonah : “Oke pak, pak Padlan iku wes sing paling top.”
Pak Padlan : “Loh yo mesti toh, wes ngganteng, sugih, bupati pisan.”
Sonah : “Hidup pak Padlan, hidup pak Padlan!!”
Pak Jarwo teko.
Pak Jarwo : “Assalamu’alaikum!!”
Sonah : “Wa’alaikum salam. Loh pak Jarwo, dungaren kok ngopi.”
Pak Jarwo : “Yo rapopo toh. Wong yo aku ape sosialisasi tentang pemilu iki kok.”
Sonah : “Oh ngono toh.”
Pak Padlan : “Pak Jarwo, ngeten masalah calon sing apene dadi bupati niku piye?”
Pak Jarwo : “Tenang pak, sampun kulo atasi.”
Pak Padlan : “Alhamdulillah, nggeh beleh ngoten nggeh mpun. Matur suwun. Kulo balik
nggeh.” (Pak Padlan mulih.)
Pak Jarwo : “Nggeh mpun, yu Sonah aku mbalek sek. Iki kanggo kopiku karo pak
Padlan.” (Jarwo mulih pisan.)
Sonah : “Ealah, mugo-mugo iki mene pemilu nekakno rejeki akeh. Wes-wes, mangsa
rendeng koyo ngene arang wong budal nang warung polae udan.”
Pak Jarwo wes nerimo calon-calon sing apene dadi bupati. Bengi iku pak Jarwo lagi ngolah data kang ape dienggoh pemilu.
Pak Jarwo : “Cah-cah, pemilu iki gak sepiro koyo taun iko seh. Aku lagi males nggarap
iki, karuan mbukak dota sek. Kanggo refreshing sek. Nek ngene terus aku iso
mati ngarepe laptop.” (Nggremeng dewe)
Kartince : (Nggedor-nggedor lawang) “Assalamu’alaikum. Pak Jarwo, pak Jarwo.”
Pak Jarwo : “Iyo, iyo. Paling-paling lak Kartince maneh. (Bukak lawang.) Loh kan
temen.”
Kartince : “Jelas toh pak, kulo kan calon bupati sing paling ayu, paling sugih lan paling
sukses.”
Pak Jarwo : “Wes-wes, kowe arep opo toh Ce.”
Kartince : “Ngene ngene, ehm, ehm. Ngeten pak, maksud kulo kesah meriki niki
wonten tujuan. Tujuanipun badhe ngeteraken duit depe kanggo dadi bupati.”
Pak Jarwo : “Maksudmu?”
Kartince : “Halah, iku loh pak. Duit, duit.”
Pak Jarwo : “Oh, ayo melbu-melbu.” (Ngejak Kartince melbu)
Kartince : “Nek wes diwarahi ngene wae ngejak melbu.” (Nggremeng dewe)
Pak Jarwo : “Iyem … Iyem …”
Iyem : “Inggih pak, wonten nopo?” (Iyem mlayu karo nggowo sutil)
Pak Jarwo : “Kowe lagi opo toh Yem, lapo kok nggowo sutil kuwi. Iki loh ono tamu,
gawekno jus jeruk sing orijinal, asli, ora marimas.”
Iyem : “Kulo lagi nggoreng ayam pak, iki ambune loh (Ndekek sutil nang irunge
pak Jarwo) enak toh pak?”
Pak Jarwo : “Kowe iki lapo toh Yem, pembantu kurang ajar. Cepet kono gawekno. Aduh,
irungku panas.”
Iyem : “Ngapunten pak, inggih kulo betohaken.”
Pak Jarwo : “Iyo wes ndang mrono.”
Iyem : (Isih muter-muter karo intip-intip ruang tamu) “Inggih pak”
Pak Jarwo : “Inggih inggih, wes ndang nang guri kono.”
Pak Jarwo lan Kartince omong-omongan suwe, banjur Iyem teko nggowo jus jeruk.
Iyem : “Niki, monggoh diunjuk.”
Pak Jarwo : “Kowe iki teko endi ae toh Yem, gawe jus wae suwene koyo ngopi nang
sonah.”
Iyem : “Lah, njenengan ngomonge jus jeruk orijinal, asli, ora marimas. Kulo
mumeti deso. Ora ono sing mereke orijinal pak. Wontene nutrisari, lan
marimas. Dados nggeh kulo nggawe jus saking jeruk ten kulkas.”
Pak Jarwo : “Iyem, Iyem.Wes ndang mbalik”
Kartince : “So, ngeten pak. Niki artone, njenengan tampani.”
Pak Jarwo : (Nerimo amplop gede.) “Nggeh, matur suwun mbak Kartince.”
Kartince : “Kulo kondur nggeh, monggo.”
Pak Jarwo : “Enggeh, enggeh. Monggo, monggo. Waduh, oleh duwit akeh iki (Bukak
amplop, duwit mau arupa recehan lugur kabeh). Iki piye karepe seh, awas
kowe Ce. Gak tak menangno kowe.”
Wayah isuk kuwi, ono debate calon bupati kabupaten Lamongan. Para wakil nduweni alasan dewe-dewe dadine ora ana sing bisa teka.
Pak Jarwo : “Assalamu’alaikum, bapak-bapak lan ibu-ibu. Langsung kemawon, acara
debat dimulai. Monggo, niki topik kang mesti dipundhut. Ngapunten, niki
tasik wonten kale tiyang ingkang dereng rawuh. Monggo di mulai mawon, bu
Sonah monggo.”
Sonah : “Assalamu’alaikum. Kulo saget ngadek ten mriki amergi bantuan saking
rencang-rencang kang mbantu kulo. Kulo ten mriki dumados wakil saka
rakyat, kulo biasane jogo warung ten daerah Nggajah, tema” (dipedhot karo
pak Fadlan)
Pak Fadlan : “Ngapunten kulo telat, kulo badhe nyampekaken tujuan kulo, yen kulo
kepilih kulo badhe ngelestarino perpustakaan … Sonah. Kulo bakalan ndirikno
bandara nang Lamongan, lan sek akeh lah terus” (dipedhot karo Kartince)
Kartince : “Sahrini teko rek, calon bupati sing paling sugih, paling ayu wes teko.”
Pak Fadlan : “Loh, mimi. Lapo mimi nang kene?”
Kartince : “Aku ngono yo nyalon dadi bupati toh pi.”
Pak Fadlan : “Tapi nek aku sing dadi kan aku bakalan ngekeki mimi duwik belonjo.”
Kartince : “Belonjo tok? Aku yo apene tuku mas-masan toh pi, duwik sing sampean
wenehi kurang nggoh tuku emas. (Kedip-kedip) Dadi nek aku sing dadi
bupati, aku iso tuku-tuku sembarang pinginanku. Gak njagakno sampeyan,
ngerti ta?”
Pak Fadlan : “Ojo ngono toh mi, nek aku sing dadi bupati, samen yo sing oleh jeneng
nang kompleks.”
Kartince : “Kompleks tok? Kurang pi, ben jenengku melbu nang situs wipikedia iku
loh.”
Sonah : “Sampun, sampun ibu bapak. Njenengan niku mboten usah tukaran ten
nggarepe umum koyo ngene, njenengan mestine ngerembukno iki bebarengan
ten omah.”
Pak Fadlan : “Loh Sonah, kowe lagi opo nang kene?”
Sonah : “Aku yo nyalon toh pak Fadlan, aku dadi utusan teko masyarakat lan pirang
–pirang partai, amerga aku sing rodok pinter politik lan ngerti kondisine
masyarakat Lamongan kuwi lan potensi-potensi kang kudu dikembangno.
Kartince : “Sopo iki Sonah, selingkuhane samen yo pi, iyo ngono wes iso selingkuh.
Dumane kerjo wae wes selingkuh koyo ngene, cobak nek aku mene sing kerjo.
Tak selingkuh pisan karo Aa’ Arul iku loh pokalis band sing nomer
punggunge pitu pas main silat.”
Sonah : “Kulo niki mboten sopo-sopone pak Fadlan bu Kartince, kulo niki mek
koncone.”
Kartince : “Nek ngono aku butuh penjelasan pipi, aku gak gelem di dadekno wong
koyok ngene. Bener aku sampen wenehi duwit tapi yo, nek samen nang njobo
ojo koyok ngene toh pi, aku kuciwa marang samen pi.”
Sonah : “Kulo mboten sinten-sintene pak Fadlan, kulo rencange mawon bu, pak
Fadlan gelek dolan nang warung kulo kang sepi. Biasane kaliyan pak Jarwo.
Dados nggeh kulo akrab kaliyan pak Fadlan.” (Omonge bareng karo Kartince
marang pak Fadlan kang wes kepojok).
Dino-dino berganti sampek nang tanggal pengumuman saking kpps kabupaten Lamongan ngenani bupati anyar, kabeh bupati wes ngumpul nang nggone pengumuman. Nang kono ono pak Jarwo karo asistene lan pembantune, mas Kubi lan Iyem, Kartince, Sonah, pak Fadlan.
Pak Jarwo : “Niki hasil pengumumane, kulo sebagai ketua umum kpps netepaken, bupati
anyar nang kabupaten Lamongan yaiku …”
Pak Fadlan : “Kudu aku, ben aku ora sia-sia ngekeki duwit nang limang kecamatan ben
milih aku (Karo mbengok) Loh, loh, lapo nyawang aku kabeh iki?”
Pak Jarwo : “Sonah!!”
Pak Fadlan : “Loh, kok iso Sonah kuwi. Aku loh wes nyogok pirang-pirang uwong loh
padahal. Lapo kok gak aku sing kepilih. Heeh, heeh,” (Napase mulai gak
teratur, pak Fadlan tibo teko kursi lan semaput.)
Pak Jarwo : “Loh, pak Fadlan lapo kuwi. Kubi, kowe kan biyen tau kuliah akper toh. Iku
deloken kenek opo.”
Mas Kubi : “Inggih pak, kulo cek. (Nyekel denyut nadine pak Fadlan.) Loh, loh gawat
iki. Pak Fadlan sampun tilar ndunyo.”
Pak Jarwo : “Loh, sing temen sampean mas, ojo ngomong sembrono talah!”
Mas Kubi : “Inggih pak temen. Pak Jarwo kenek serangan jantung.”
Kartince : “Hah, pipi. Ojo mati pipi, ojo mati (Dicekeli karo Iyem) Aku ape urip karo
sopo? Ape karo Aa’ Arul sing pokalis band nomer punggunge pitu pas main
silat iku tah? Sing playboy iku ta? Gak kan pi, ojo mati sek pi. Tangio sek pi.”
Mas Kubi : “Mpun bu, njenengan mboten usah kepikiran.”
Kartince : “Piye gak ke-pi-ki-ran toh leh, Heeh, heeh” (Kartince melu semaput pisan)
Pak Jarwo : “Cepet cek en pisan iku Kubi, Kartince iku mek semaput tok kan?”
Mas Kubi : (Nyekel denyut nadine Kartince) “Waduh pak Jarwo, koyoke kenek serangan
jantung pisan polae kaget niki pak.”
Pak Jarwo : “Pak Padlan, Kartince ojo mati, iki piye iki. Mengko nek mati aku gak oleh
bayaran ngono, terus piye kekarepanmu pak Padlan.”
Pak Padlan : (lungguh) “Woy, ojo ngomong ae. Aku iki gurung di kubur, iki engko selak
aku mati bekuturen polae ngenteni dikubur gak nang dikubur.” (turu maneh)
Pak Jarwo : “Menengo Padlan, kowe iku akting. Ojo gerak sek. Ayo wes ndang ndang.
Narator, cepet!”
Dino iku wes pitung dinane pak Padlan, pak Jarwo lagi moco korang nang duwur kursi koyo biyasane.
Pak Jarwo : “Dua orang calon bupati di Lamogan meninggal karena hasil pemilukada.
(Nggremeng). Wes-wes, konco-konco. Kene iku sek enom, gak ngerti kapan
bakalan mati. Dadi ayo podo ngelakoni sing apik-apik yo. Ojo seneng nerimo
duwik gak jelas koyok mau. Ayo budayakno jujur ing kauripan kene. Kulo
selaku wakil saking kelompok kulo. He rek, mereneo. Ngaturaken, matur
suwun, nyuwun ngapunten beleh wonten kelepaten ing drama niki.
Contoh Naskah Drama Cinta 8 Orang
Diceritakan ada 3 sekawan bernama Dacun, Ihin, dan Kuyud. mereka berada di kelas pembuangan, yaitu kelas orang-orang yang tidak minat belajar.
Pada suatu hari, akan dilaksanakan ulangan matematika.
Dacun adalah satu-satunya dari mereka bertiga yang pintar, Ihin hanya pintar dalam 1 bidang musik, sedangkan Kuyud adalah orang yang sangat patuh pada perkataan Ibu nya.
Selesai ulangan nilai mereka kecuali Dacun sangat buruk, Ihin mendapat 4,1 dan Kuyud mendapat 3,4.
Dacun : “kalian ini, aku yakin nanti malam kalian akan diceramahi”
Ihin : “aku sudah terbiasa, lebih baik main gitar , Ibuku juga nanti diam.”
Kuyud : “apapun yang Ibuku katakana, aku akan menurutinya”
Ihin :”kalau Ibumu menyuruhmu memakan kotoran nya apa kau mau?”
Kuyud :” asalkan Ibuku yang menyuruh, kotoran pun pasti terasa enak”
Dacun dan Ihin merasa merinding
Tidak lama kemudian datang Oyon murid kelas unggulan
Oyon : “hah 71 ?, kau 4,3. Ini lagi 3,4 ? nilai 7,1 itu paling kecil dikelasku, lihat ini 97.”
Ihin :” apa pedulimu ?hah ! “
Oyon : “cuih dasar orang-orang sampah !”
Dacun : “hey, apa maksudmu meludahinya ?”
Ihin : “kurang ajar, rasakan ini!”
Ihin lalu memukul Oyon, dan lalu orang-orang disekitar melapornya ke ruang kepala sekolah
Kepsek : “Ihin apa benar kau memukulnya ?”
Oyon : “ dia memukulku disini ! (sambil menunjuk pipinya yang bonyok”
Ihin : “dia meludahiku duluan bu”
Dacun :”aku saksinya , oyon meludahinya, dan Ihin terpancing emosi”
Kepsek :”setidaknya kau butuh dua saksi untuk mengelak”
Dacun & Ihin :”KUYUD ! “
Lalu Kuyud datang sambil menangis
Kuyud :”aku tidak melihat apa-apa”
Dacun & Ihin : “ACIIIIN !
Kuyud :”Ibuku bilang aku tidak boleh ikut campur”
Kepsek :”Baiklah Ihin, Ibu akan laporkan kau pada Ibumu”
Ihin :”yasudah terserah kau sajalah”
Kepsek :”apa kau bilang ?”
Dacun :”dia tak bilang apa-apa bu”
Kepsek :”baiklah, sekarang kalian boleh keluar”
Dirumah Ihin…..
Ibu Ihin :”apa yang Ibu dengar ini benar?”
Ihin :”apa?”
Ibu Ihin :”kau memukul Oyon kan ? Nilai ulangan matematika ku juga jeblok!”
Ihin :”benar, dia meludahiku bu ! masalah ulangan, aku memang tidak berbakat..hhe”
Ibu Ihin :”kau ini, kau harus belajar, kelas mu ini kelas pembuangan, kau masih saja bermalas-malasan, kali ini Ibu akan mengajarimu”
Ihin: “baiklah bu”
Ibu Ihin :”mana yang tidak kau mengerti?”
Ihin :”semuanya …hihi”
Ibu Ihin :”baiklah, kita mulai dari yang ini, rumusnya ini di kalikan ini, lalu kau bagi dengan ini. Hasilnya kau kurangi dengan ini, kau mengerti ?”
Ihin hanya menggelengkan kepalanya.
Hari itu sampai larut malam Ibu Ihin mengajarinya
Keesokan harinya Ibu Ihin, Ibu Dacun dan Ibu Kuyud bertemu di supermarket dan lalu berbincang
Ibu Dacun :”aduuuh sayang sekali padahal kalau anaku dapat nilai 7.5 dia bisa lepas dari kelas pembuangan.”
Ibu Kuyud:” anaku malah jauh nilainya, tapi aku tidak khawatir, asalkan dia bisa mengurus perusahaan kelak, masa depan nya masih ada harapan”
Ibu Ihin :”anaku, sepertinya dia memang tidak berbakat, sepulang sekolah dia hanya bermain gitar. Aku tidak tahu harus berbuat apa, setiap malam aku mengajarinya. Tapi dia tetap tidak mengerti”
Ibu Dacun : “Lebih baik, bila dia dapat nilai buruk atau tidak mengerti saat di ajari, kau rotani saja dia suapaya kapok!”
Ibu Kuyud : “kalau aku sih puji saja dia, supaya lebih semangat”
Ibu Dacun:” ada-ada saja kau”
Ibu Ihin :” apa ? merotani nya ? aku tidak tega”
Ibu Dacun :”benar, lama kelamaan dia akan mengerti”
Ibu Ihin :”baiklah, akan kucoba”
Akhirnya Ibu Ihin menerapkan sara dari Ibu Dacun
Disekolah …..
Guru baru :” anak-anak, Kenalkan nama Ibu Rini, Ibu menggantikan Ibu Janah mengajarkan matematika kepada kalian”
Kuyud :” Apa Ibu janah dipecat ?”
Murid-Murid :” ahahahhahaa, dasar si tukang patuh, apa Ibumu yang yang menyuruhmu mengatakan itu ?”
Kuyud :”aku hanya penasaran, tiba-tiba saja dia menghilang lalu digantikan”
Ibu Rini:”beliau sedang cuti, selama dia cuti Ibu yang menggantikanya”
Kuyud :”ooooh”
Ibu Rini :” Ibu belum mengetahui kemampuan kalian dalam matematika, besok akan Ibu akan mengadakan ulangan “
Ihin :”apa?ulangan ? “
Ibu Rini :”Iya, apa ada masalah?”
Dacun :”Ihin ssst , mmm. Tidak ada apa-apa bu.”
Sepulang sekolah
Ihin :”heh cun, kamu kan pinter MTK, nanti kasi aku contekan ya!”
Dacun :”boleh-boleh, buat kalian gratis deh “
Ihin dan Kuyud :”SIP !”
Dirumah Ihin
Ibu Ihin :”hiinn, kau sudah belajar ? main gitar terus kau ini “
Ihin :”aku nggak ngerti bu, ga ada yg ngajarin “
Ibu Ihin :”kali ini Ibu serius, kau harus belajar, kalau tidak…”
Ihin :”kalau tidak apa bu?”
Ibu Ihin :” dengan berat hati Ibu akan merotanmu”
Plak ! Rotan dipukul ke tangan Ihin karena Ihin tidak mengerti mengerti.
Ihin :”sakit buuu”
Ibu Ihin :”makanya kau harus bisa!”
tyle=”text-align: justify;”>PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Setelah berhari-hari merotani Ihin, Ibu Ihin kelalahan dan sebenarnya dia tidak tega, dia pun jatuh sakit.
Keesokan harinya Ihin merasa tidak bersemangat sekolah, padahal hari itu akan ulangan.
Saat itu dikabarkan bahwa Ibu Ihin mendertia kanker darah, dan harus segera mendapat donor cangkok sumsum tulang belakang.
Ihin :”Ibu ku sakit parah, kalau dia tidak menerima cangkok sumsum secepatnya umurnya hanya tinggal 3 bulan”
Dacun :”apa sudah ada pendonor yang cocok untuknya ?”
Ihin menggelengkan kepalanya
Ke 3 nya :”haaaah”
Lalu menundukan kepala mereka. Tiba-tiba…..
Kuyud :”tapi ada bagusnya juga”
Dacun :”apa cin?
Kuyud :” biarkan saja Ibumu mati hin, kalau dia mati kan kau tidak akan dirotaninya lagi”
Ihin :”apa ? apa yang kau katakan?!”
PLAK !
Ihin lalu memukul Kuyud.. tiba-tiba bu kepsek datang, dia melihat lalu menggelengkan kepalanya sambil melihat Ihin yang sedang memukuli Kuyud..
Kepsek :” ikut Ibu ke kantor,”
Ihin lalu diseret ke kantor ke kantor kepsek
Kepsek :”ulangan jelek, memukul Oyon, memukul temanmu sendiri, kau ini siswa atau preman ?”
Ihin :”aku..aku hanyaa….”
Kepsek:”apa? Kau mau cari alasa, akan kulaporkan pada Ibumu agar dia merotanmu lagi”
Bu Rini :”bu kepsek, jangan kasar padanya. Aku yakin dia punya alasan tersendiri untuk itu”
Kepsek :”kau membelanya lagi ?”
Bu Rini :” aa…aku hanya”
Ihin :” aku hanya berharap Ibuku bisa sembuh, dan merotaniku lagi, andai saja “
Lalu Ihin pergi
Selain itu nilai ulangan Ihin kali ini hanya 5.5 nilai Dacun 9.1, dan Kuyud 4.2
Dacun :”aku mengerti keadaanmu Hin, kau bawa saja kertas ulangan ku , lalu ganti dengan nama mu”
Ihin :” entahlah, aku tidak yakin”
Kuyud :”atau kau ganti saja kertas ku dengan nama mu”
Ihin :” nilai mu lebih jelek dariku, bodoh”
Kuyud :”o iya hehe”
Ihin:” aku..pulag duluan ya”
Lalu Ihin pergi ke RS untuk menjenguk ibunya.
Ihin :” maaf bu, aku sudah berusaha, tapi Cuma ini yang kubisa”
Ibu Ihin lalu mengambil kertas ulangan dan mengenggamnya erat
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit tiba-tiba ibu ihin terdiam membisu
Saat itu Ibu Rini datang..
Ibu Rini :”permisi , Hin.”
Ihin :”ibuku sudah”
Ibu Rini lalu memeriksa Ibu ihin dan..
Ibu Rini:”dia masih hidup, panggil dokter!”
Ibu Ihin lalu dipindahkan ke ruang Intesif…
Ibu Rini :” aku akan mencarikan donor sumsum itu segera, bersabarlah Ihin”
Ihin:”terimakasih ya bu, ibu sudah banyak membantuku”
3 hari kemudian tiba-tiba RS dipenuhi orang yang berniat mendonorkan sumsum mereka.
Tiba-tiba terdaftar Tn. Kuyud
Ihin :”apa ayah mu mendaftarkan ?”
Ayah kuyud :” benar, aki hanya ingin membantu ayahmu”
Suster :” Tn. Kuyud silahkan ….”
Tn. Kuyud : “iya baiklah sus.
Suster :”apa benar ini nomer registrasi anda ?”
Tn.Kuyud :” biar ku lihat….mmm sepertinya ini bukan miliku “
Tn. Kuyud : “apa ada Tn. Kuyud yang lain”
Kuyud:”ada ayah, itu aku”
Ihin :”apa ? apa kau yakin ?”
Kuyud :”Sebagai tanda maafku Hin”
Tiba-tiba Ibu Kuyud datang
Ibu Kuyud :” Kuyuuuud, kan mama sudah bilang, jangan pernah ikut campur urusa orang”
Kuyud :” berapa kali aku menuruti perintah mu bu ?! biarkan kali ini aku memilih jalan ku sendiri”
Tn. Kuyud :”sudah , biarkan dia mengambil jalan nya “
Ibu Kuyud :”baiklah, jaga dirimu”
Akhirnya Kuyud di bawa ke ruangan agar di cangkokan sumsumnya.
Kuyud :”ini tidak sakit , ini tidak sakiit …. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”
Dacun :” itu pasti suara teriakanya “
Ihin :”kau benar, terimakasih Kuyud !”
Diceritakan ada 3 sekawan bernama Dacun, Ihin, dan Kuyud. mereka berada di kelas pembuangan, yaitu kelas orang-orang yang tidak minat belajar.
Pada suatu hari, akan dilaksanakan ulangan matematika.
Dacun adalah satu-satunya dari mereka bertiga yang pintar, Ihin hanya pintar dalam 1 bidang musik, sedangkan Kuyud adalah orang yang sangat patuh pada perkataan Ibu nya.
Selesai ulangan nilai mereka kecuali Dacun sangat buruk, Ihin mendapat 4,1 dan Kuyud mendapat 3,4.
Dacun : “kalian ini, aku yakin nanti malam kalian akan diceramahi”
Ihin : “aku sudah terbiasa, lebih baik main gitar , Ibuku juga nanti diam.”
Kuyud : “apapun yang Ibuku katakana, aku akan menurutinya”
Ihin :”kalau Ibumu menyuruhmu memakan kotoran nya apa kau mau?”
Kuyud :” asalkan Ibuku yang menyuruh, kotoran pun pasti terasa enak”
Dacun dan Ihin merasa merinding
Tidak lama kemudian datang Oyon murid kelas unggulan
Oyon : “hah 71 ?, kau 4,3. Ini lagi 3,4 ? nilai 7,1 itu paling kecil dikelasku, lihat ini 97.”
Ihin :” apa pedulimu ?hah ! “
Oyon : “cuih dasar orang-orang sampah !”
Dacun : “hey, apa maksudmu meludahinya ?”
Ihin : “kurang ajar, rasakan ini!”
Ihin lalu memukul Oyon, dan lalu orang-orang disekitar melapornya ke ruang kepala sekolah
Kepsek : “Ihin apa benar kau memukulnya ?”
Oyon : “ dia memukulku disini ! (sambil menunjuk pipinya yang bonyok”
Ihin : “dia meludahiku duluan bu”
Dacun :”aku saksinya , oyon meludahinya, dan Ihin terpancing emosi”
Kepsek :”setidaknya kau butuh dua saksi untuk mengelak”
Dacun & Ihin :”KUYUD ! “
Lalu Kuyud datang sambil menangis
Kuyud :”aku tidak melihat apa-apa”
Dacun & Ihin : “ACIIIIN !
Kuyud :”Ibuku bilang aku tidak boleh ikut campur”
Kepsek :”Baiklah Ihin, Ibu akan laporkan kau pada Ibumu”
Ihin :”yasudah terserah kau sajalah”
Kepsek :”apa kau bilang ?”
Dacun :”dia tak bilang apa-apa bu”
Kepsek :”baiklah, sekarang kalian boleh keluar”
Dirumah Ihin…..
Ibu Ihin :”apa yang Ibu dengar ini benar?”
Ihin :”apa?”
Ibu Ihin :”kau memukul Oyon kan ? Nilai ulangan matematika ku juga jeblok!”
Ihin :”benar, dia meludahiku bu ! masalah ulangan, aku memang tidak berbakat..hhe”
Ibu Ihin :”kau ini, kau harus belajar, kelas mu ini kelas pembuangan, kau masih saja bermalas-malasan, kali ini Ibu akan mengajarimu”
Ihin: “baiklah bu”
Ibu Ihin :”mana yang tidak kau mengerti?”
Ihin :”semuanya …hihi”
Ibu Ihin :”baiklah, kita mulai dari yang ini, rumusnya ini di kalikan ini, lalu kau bagi dengan ini. Hasilnya kau kurangi dengan ini, kau mengerti ?”
Ihin hanya menggelengkan kepalanya.
Hari itu sampai larut malam Ibu Ihin mengajarinya
Keesokan harinya Ibu Ihin, Ibu Dacun dan Ibu Kuyud bertemu di supermarket dan lalu berbincang
Ibu Dacun :”aduuuh sayang sekali padahal kalau anaku dapat nilai 7.5 dia bisa lepas dari kelas pembuangan.”
Ibu Kuyud:” anaku malah jauh nilainya, tapi aku tidak khawatir, asalkan dia bisa mengurus perusahaan kelak, masa depan nya masih ada harapan”
Ibu Ihin :”anaku, sepertinya dia memang tidak berbakat, sepulang sekolah dia hanya bermain gitar. Aku tidak tahu harus berbuat apa, setiap malam aku mengajarinya. Tapi dia tetap tidak mengerti”
Ibu Dacun : “Lebih baik, bila dia dapat nilai buruk atau tidak mengerti saat di ajari, kau rotani saja dia suapaya kapok!”
Ibu Kuyud : “kalau aku sih puji saja dia, supaya lebih semangat”
Ibu Dacun:” ada-ada saja kau”
Ibu Ihin :” apa ? merotani nya ? aku tidak tega”
Ibu Dacun :”benar, lama kelamaan dia akan mengerti”
Ibu Ihin :”baiklah, akan kucoba”
Akhirnya Ibu Ihin menerapkan sara dari Ibu Dacun
Disekolah …..
Guru baru :” anak-anak, Kenalkan nama Ibu Rini, Ibu menggantikan Ibu Janah mengajarkan matematika kepada kalian”
Kuyud :” Apa Ibu janah dipecat ?”
Murid-Murid :” ahahahhahaa, dasar si tukang patuh, apa Ibumu yang yang menyuruhmu mengatakan itu ?”
Kuyud :”aku hanya penasaran, tiba-tiba saja dia menghilang lalu digantikan”
Ibu Rini:”beliau sedang cuti, selama dia cuti Ibu yang menggantikanya”
Kuyud :”ooooh”
Ibu Rini :” Ibu belum mengetahui kemampuan kalian dalam matematika, besok akan Ibu akan mengadakan ulangan “
Ihin :”apa?ulangan ? “
Ibu Rini :”Iya, apa ada masalah?”
Dacun :”Ihin ssst , mmm. Tidak ada apa-apa bu.”
Sepulang sekolah
Ihin :”heh cun, kamu kan pinter MTK, nanti kasi aku contekan ya!”
Dacun :”boleh-boleh, buat kalian gratis deh “
Ihin dan Kuyud :”SIP !”
Dirumah Ihin
Ibu Ihin :”hiinn, kau sudah belajar ? main gitar terus kau ini “
Ihin :”aku nggak ngerti bu, ga ada yg ngajarin “
Ibu Ihin :”kali ini Ibu serius, kau harus belajar, kalau tidak…”
Ihin :”kalau tidak apa bu?”
Ibu Ihin :” dengan berat hati Ibu akan merotanmu”
Plak ! Rotan dipukul ke tangan Ihin karena Ihin tidak mengerti mengerti.
Ihin :”sakit buuu”
Ibu Ihin :”makanya kau harus bisa!”
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Setelah berhari-hari merotani Ihin, Ibu Ihin kelalahan dan sebenarnya dia tidak tega, dia pun jatuh sakit.
Keesokan harinya Ihin merasa tidak bersemangat sekolah, padahal hari itu akan ulangan.
Saat itu dikabarkan bahwa Ibu Ihin mendertia kanker darah, dan harus segera mendapat donor cangkok sumsum tulang belakang.
Ihin :”Ibu ku sakit parah, kalau dia tidak menerima cangkok sumsum secepatnya umurnya hanya tinggal 3 bulan”
Dacun :”apa sudah ada pendonor yang cocok untuknya ?”
Ihin menggelengkan kepalanya
Ke 3 nya :”haaaah”
Lalu menundukan kepala mereka. Tiba-tiba…..
Kuyud :”tapi ada bagusnya juga”
Dacun :”apa cin?
Kuyud :” biarkan saja Ibumu mati hin, kalau dia mati kan kau tidak akan dirotaninya lagi”
Ihin :”apa ? apa yang kau katakan?!”
PLAK !
Ihin lalu memukul Kuyud.. tiba-tiba bu kepsek datang, dia melihat lalu menggelengkan kepalanya sambil melihat Ihin yang sedang memukuli Kuyud..
Kepsek :” ikut Ibu ke kantor,”
Ihin lalu diseret ke kantor ke kantor kepsek
Kepsek :”ulangan jelek, memukul Oyon, memukul temanmu sendiri, kau ini siswa atau preman ?”
Ihin :”aku..aku hanyaa….”
Kepsek:”apa? Kau mau cari alasa, akan kulaporkan pada Ibumu agar dia merotanmu lagi”
Bu Rini :”bu kepsek, jangan kasar padanya. Aku yakin dia punya alasan tersendiri untuk itu”
Kepsek :”kau membelanya lagi ?”
Bu Rini :” aa…aku hanya”
Ihin :” aku hanya berharap Ibuku bisa sembuh, dan merotaniku lagi, andai saja “
Lalu Ihin pergi
Selain itu nilai ulangan Ihin kali ini hanya 5.5 nilai Dacun 9.1, dan Kuyud 4.2
Dacun :”aku mengerti keadaanmu Hin, kau bawa saja kertas ulangan ku , lalu ganti dengan nama mu”
Ihin :” entahlah, aku tidak yakin”
Kuyud :”atau kau ganti saja kertas ku dengan nama mu”
Ihin :” nilai mu lebih jelek dariku, bodoh”
Kuyud :”o iya hehe”
Ihin:” aku..pulag duluan ya”
Lalu Ihin pergi ke RS untuk menjenguk ibunya.
Ihin :” maaf bu, aku sudah berusaha, tapi Cuma ini yang kubisa”
Ibu Ihin lalu mengambil kertas ulangan dan mengenggamnya erat
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit tiba-tiba ibu ihin terdiam membisu
Saat itu Ibu Rini datang..
Ibu Rini :”permisi , Hin.”
Ihin :”ibuku sudah”
Ibu Rini lalu memeriksa Ibu ihin dan..
Ibu Rini:”dia masih hidup, panggil dokter!”
Ibu Ihin lalu dipindahkan ke ruang Intesif…
Ibu Rini :” aku akan mencarikan donor sumsum itu segera, bersabarlah Ihin”
Ihin:”terimakasih ya bu, ibu sudah banyak membantuku”
3 hari kemudian tiba-tiba RS dipenuhi orang yang berniat mendonorkan sumsum mereka.
Tiba-tiba terdaftar Tn. Kuyud
Ihin :”apa ayah mu mendaftarkan ?”
Ayah kuyud :” benar, aki hanya ingin membantu ayahmu”
Suster :” Tn. Kuyud silahkan ….”
Tn. Kuyud : “iya baiklah sus.
Suster :”apa benar ini nomer registrasi anda ?”
Tn.Kuyud :” biar ku lihat….mmm sepertinya ini bukan miliku “
Tn. Kuyud : “apa ada Tn. Kuyud yang lain”
Kuyud:”ada ayah, itu aku”
Ihin :”apa ? apa kau yakin ?”
Kuyud :”Sebagai tanda maafku Hin”
Tiba-tiba Ibu Kuyud datang
Ibu Kuyud :” Kuyuuuud, kan mama sudah bilang, jangan pernah ikut campur urusa orang”
Kuyud :” berapa kali aku menuruti perintah mu bu ?! biarkan kali ini aku memilih jalan ku sendiri”
Tn. Kuyud :”sudah , biarkan dia mengambil jalan nya “
Ibu Kuyud :”baiklah, jaga dirimu”
Akhirnya Kuyud di bawa ke ruangan agar di cangkokan sumsumnya.
Kuyud :”ini tidak sakit , ini tidak sakiit …. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”
Dacun :” itu pasti suara teriakanya “
Ihin :”kau benar, terimakasih Kuyud !”
Contoh Naskah Drama Lucu 9 Orang
Dahulu kala ada seorang pria yang bernama Alibaba, dia tinggal bersama istrinya, Zaitun. Mereka tinggal di sebuah rumah kumuh disebuah perkampungan dipinggir hutan. Kakaknya, baba Kasim, dia adalah orang kaya diperkampungan itu. Tapi dia sangat pelit dan sombong.
Pada Suatu hari…
Zaitun : Ali, maukah kau mencarikan kayu bakar untuk saya?
Alibaba : oh … zaitun. Mengapa namamu Zaitun? Namamu begitu indahnya. Apa arti dari namamu itu? Namamu begitu harum semerbak.
Zaitun : Kamu tahu kalau aku bukanlah mawar, jadi tolong jangan lagi menggodaku! Cepat carikan aku kayu bakar!
Alibaba: Oke! tetapi kamu tahu kan kalau aku tidak punya banyak waktu!
Dengan gontai Alibaba pergi ke hutan untuk memenuhi permintaan istrinya istrinya.
Didalam hutan ketika Alibaba sedang mengumpulkan ranting-ranting untuk dijadikan kayu bakar, tiba-tiba dia mendengar percakapan.
Bandit 2 : kita mendapat emas lagi dari desa itu. Mari kita pergi ke gua dan menyimpannya!
Dipersembunyiannya…. AliBaba berguman sambil terus mengikuti mereka kedalam hutan.
Alibaba : Siapakah mereka? Biarkan aku mencari tahu!
Sampailah mereka disebuah gua yang tertutup batu.
Leader.b : Alakazam, Buka Pintu!
Setelah menyimpan emas, merekapun keluar lagi.
Leader .b : Mari kita pergi ke desa lain, kita tidak punya waktu untuk istirahat!
Setelah para perampok pergi.
Alibaba : Mmm … Alakazam Buka Pintu! Wow, apa itu? Oh My God itu adalah emas! Saya ingin mengambil beberapa … sebelum mereka datang.
Setelah mengambil beberapa keping emas dari gua itu, Alibabapun pulang tanpa membawa kayu bakar.
Alibaba: Honey, aku pulang!
Zaitun: Mana kayu bakarnya?
Alibaba: Tidak ada, tapi aku punya sesuatu yang lebih baik, Emas!
Zaitun: Apa? Apa sih yang kamu bicarakan?
Alibaba: Aku serius, sayang. Ini benar-benar emas!
Zaitun: darimana kamu mendapatkannya?
Alibaba: Aku mengambilnya dari para perampok.
Zaitun: Saya ingin memberikan beberapa kepada tetangga kita.
Alibaba: Pinjam mangkuk dari Kasimbaba. untuk mengambil emas
Zaitun, pergi ke Kasim baba’s Mansion untuk meminjam mangkuk.
Zaitun: Permisi, boleh saya pinjam mangkuk?
Istri 1: Oh, kakak saya yang miskin! Tentu saja boleh.
Kasim baba: Sebuah mangkuk kecil atau mangkuk besar, hai perempuan?
Istri 2: mungkin bukan mangkuk kecil, hahaha!
Zaitun: Hmmm … Saya ingin mangkuk paling besar yang ada di dunia.
baba Kasim: baiklah, berikannya mangkuk kepadanya! Tapi jangan kau makan emasnya! Hahahaha
Zaitun pulang ke rumah. Mereka memberi emas kepada tetangga mereka. Ketika, Alibaba mengembalikan kembali mangkuk untuk baba Kasim …
Alibaba: Dear, saudaraku!
Istri 1: Eh, Darling manusia miskin.
baba Kasim: Oh jangan seperti itu! hey really2 saudara miskin.
Alibaba: really, kakak saya yang kaya! Saya ingin mengembalikan mangkuk Anda yang benar-benar sangat mahal.
Istri 2: lihatlah, manusia miskin telah mengambil emas ke dalam mangkuk kami.
baba Kasim: Apakah itu nyata? Oh, bagaimana kau mendapatkannya?
Alibaba: mmm … hanya ikuti perampok.
Setelah baba Kasim mendapat penjelasan dari Alibaba, ia pergi ke gua pagi sekali dengan menunggangi seekor keledai.
baba Kasim: Dimana emas? Oh, aku tidak ingin terlihat oleh Alibaba manusia termiskin
Akhirnya baba Kasim menemukan gua tersebut. Dan ia sangat senang ketika ia melihat emas.
Kasim baba: Mmm … apa password, oh yeah … Ala mmm … ka … zam, Buka Pintu!
Kasim baba: Oh My God! Aku bisa menjadi raja, dan orang terkaya di dunia ini.
Ketika baba Kasim ingin pulang, ia lupa password sampai akhirnya para perampok datang.
baba Kasim: Apa sandi itu? Oh Lala … mmm ada … Avad Avada membuka pintu … Alakazim membuka pintu oh tidak!
bandit 3: Alakazam, buka pintu! hey, Siapakah Anda?
Leader.B: Aku benci pencuri, Bunuh dia!
Kasimbaba: Oh silahkan, aku akan memberikan semua emas saya.
Leader.B: Sudah terlambat, Bagaimana Anda bisa sampai ke gua ini?
Kasim baba: Alibaba Memberitahuku. (Untitled – rencana sederhana)
Kasimbaba telah dibunuh oleh bandit, dan salah satu dari mereka mencari rumah Alibaba’s. Setelah bertemu rumah, ia menyeberangi pintu, tapi Alibaba tahu taktik para bandit begitu ia menyeberangi semua pintu di desanya.
The Bandit 1: bos Ok, itu jelas! (Dengan handphone)
Alibaba: The bandit berusaha menemukan saya! mmm … menarik!
Istri pertama Kasim Baba mendapat informasi bahwa suaminya telah dibunuh. Dan istri kedua sangat sedih, sehingga mereka pergi ke rumah Alibaba untuk memberitahunya.
Istri 1: Ali, apakah Anda tahu bahwa kakak Anda sudah mati?
Alibaba: Apa? kau bercanda? Tidak mungkin!
Istri 2: Apakah mereka di sini? Aku ingin membunuh mereka.
Alibaba: Tunggu sebentar. Siapa yang membunuhnya?
Istri 1: bandit itu, mereka memotong tubuhnya!
Alibaba: Umm … saya punya ide untuk membalas dendam mereka.
Istri 1: Apa itu?
Alibaba tahu bahwa malam ini bandit akan datang ke rumahnya, jadi dia membuat rencana.
Leader.B: Yang mana rumah Alibaba’s?
Bandit 1: Rumah yang pintu telah ditandai.
Bandit 2: Semua pintu di desa ini telah tandai.
Bandit 3: Anda menandai semua pintu, betapa bodohnya kamu?
LeaderB: Aku akan membunuh Anda, jika Anda melakukan kesalahan.
Bandit 1: Oh … saya akan menemukannya bos
Bandit punya bingung, dan Alibaba memperhatikannya dari kejauhan.
Bandit 1: Umm … maafkan saya Nona, yang manakah rumah Alibaba’s?
Model: Ouh maaf, saya sangat sibuk. Jika Anda ingin tahu rumah Alibaba, rumah Yang terkecil didesa ini.
Bandit 1: Terima kasih, Boss.
Leader.B: Oke, karena kami berencana Ketika saya mengatakan Zaitun, Anda akan keluar dari drum dan kami akan membunuh Alibaba.
Bandit: Oke bos.
Pemimpin dari bandit datang ke rumah Alibaba’s. Alibaba dan keluarga menyapa ramah.
Leader.B: Permisi, boleh saya bergabung dengan keluarga Anda untuk sebuah makan malam?
Alibaba: tentu saja, Istri saya telah membuat sup Zaitun Zaitun.
Istri 1: Apakah Anda ingin minuman?
Leader.B: Ya, saya
Istri 2: Apakah Anda Zaitun merchant?
Leader.B: Ya, saya adalah seorang … pedagang zaitun.
Istri 2: Apa yang akan Merchant Zaitun lakukan di rumah kumuh ini?
Leader.B: Yah, aku sangat lelah dan aku terlalu lapar untuk menjual minyak Zaitun. (model) mengatakan bahwa keluarga ini sangat baik.
Alibaba: Oh istri saya, Zaitun terlalu lama memasak didapur.
Istri 1: Saya ingin membantu Zaitun di dapur.
Istri 2: Aku juga
Leader.B: Oooh …, silakan?
Alibaba: Mengapa?
Pertama dan kedua istri baba Kasim dan Zaitun sedang menunggu di samping drum dan mereka mengambil sapu, palu, dan wajan penggorengan untuk memukul bandit.
Bandit 1: Aku telah mendengar “Zaitun” kata selama 16 kali.
Bandit 2: Mungkin itu adalah sinyal, bahwa kita harus keluar.
Bandit 3: Saya tidak berpikir begitu suara tampaknya berbeda
Bandit keluar dari drum dan Zaitun, dan istri Kasim baba’s memukul mereka sampai mereka mati
Ketika pemimpin yang disebut bandit. Tak ada jawaban. Dan Alibaba mengatakan kepadanya bahwa bandit telah tewas. Dia berpikir Alibaba tidak tahu rencananya. Dan Alibaba membunuhnya.
Leader.B: Zaitun
Alibaba: Anda menyebut mereka tanpa efek apapun, karena mereka telah dibunuh, apa yang akan Anda lakukan sekarang pemimpin bandit?
Leader.B: Bagaimana Anda tahu? sehingga Anda perangkap saya! Saya tidak takut apa-apa.
Alibaba: Terus bermimpi! orang yang takut tidak ada orang yang mencintai apa-apa, jika demikian maka apa sukacita yang ada dalam hidup Anda?
Alibaba
Dahulu kala ada seorang pria yang bernama Alibaba, dia tinggal bersama istrinya, Zaitun. Mereka tinggal di sebuah rumah kumuh disebuah perkampungan dipinggir hutan. Kakaknya, baba Kasim, dia adalah orang kaya diperkampungan itu. Tapi dia sangat pelit dan sombong.
Pada Suatu hari…
Zaitun : Ali, maukah kau mencarikan kayu bakar untuk saya?
Alibaba : oh … zaitun. Mengapa namamu Zaitun? Namamu begitu indahnya. Apa arti dari namamu itu? Namamu begitu harum semerbak.
Zaitun : Kamu tahu kalau aku bukanlah mawar, jadi tolong jangan lagi menggodaku! Cepat carikan aku kayu bakar!
Alibaba: Oke! tetapi kamu tahu kan kalau aku tidak punya banyak waktu!
Dengan gontai Alibaba pergi ke hutan untuk memenuhi permintaan istrinya istrinya.
Didalam hutan ketika Alibaba sedang mengumpulkan ranting-ranting untuk dijadikan kayu bakar, tiba-tiba dia mendengar percakapan.
Bandit 2 : kita mendapat emas lagi dari desa itu. Mari kita pergi ke gua dan menyimpannya!
Dipersembunyiannya…. AliBaba berguman sambil terus mengikuti mereka kedalam hutan.
Alibaba : Siapakah mereka? Biarkan aku mencari tahu!
Sampailah mereka disebuah gua yang tertutup batu.
Leader.b : Alakazam, Buka Pintu!
Setelah menyimpan emas, merekapun keluar lagi.
Leader .b : Mari kita pergi ke desa lain, kita tidak punya waktu untuk istirahat!
Setelah para perampok pergi.
Alibaba : Mmm … Alakazam Buka Pintu! Wow, apa itu? Oh My God itu adalah emas! Saya ingin mengambil beberapa … sebelum mereka datang.
Setelah mengambil beberapa keping emas dari gua itu, Alibabapun pulang tanpa membawa kayu bakar.
Alibaba: Honey, aku pulang!
Zaitun: Mana kayu bakarnya?
Alibaba: Tidak ada, tapi aku punya sesuatu yang lebih baik, Emas!
Zaitun: Apa? Apa sih yang kamu bicarakan?
Alibaba: Aku serius, sayang. Ini benar-benar emas!
Zaitun: darimana kamu mendapatkannya?
Alibaba: Aku mengambilnya dari para perampok.
Zaitun: Saya ingin memberikan beberapa kepada tetangga kita.
Alibaba: Pinjam mangkuk dari Kasimbaba. untuk mengambil emas
Zaitun, pergi ke Kasim baba’s Mansion untuk meminjam mangkuk.
Zaitun: Permisi, boleh saya pinjam mangkuk?
Istri 1: Oh, kakak saya yang miskin! Tentu saja boleh.
Kasim baba: Sebuah mangkuk kecil atau mangkuk besar, hai perempuan?
Istri 2: mungkin bukan mangkuk kecil, hahaha!
Zaitun: Hmmm … Saya ingin mangkuk paling besar yang ada di dunia.
baba Kasim: baiklah, berikannya mangkuk kepadanya! Tapi jangan kau makan emasnya! Hahahaha
Zaitun pulang ke rumah. Mereka memberi emas kepada tetangga mereka. Ketika, Alibaba mengembalikan kembali mangkuk untuk baba Kasim …
Alibaba: Dear, saudaraku!
Istri 1: Eh, Darling manusia miskin.
baba Kasim: Oh jangan seperti itu! hey really2 saudara miskin.
Alibaba: really, kakak saya yang kaya! Saya ingin mengembalikan mangkuk Anda yang benar-benar sangat mahal.
Istri 2: lihatlah, manusia miskin telah mengambil emas ke dalam mangkuk kami.
baba Kasim: Apakah itu nyata? Oh, bagaimana kau mendapatkannya?
Alibaba: mmm … hanya ikuti perampok.
Setelah baba Kasim mendapat penjelasan dari Alibaba, ia pergi ke gua pagi sekali dengan menunggangi seekor keledai.
baba Kasim: Dimana emas? Oh, aku tidak ingin terlihat oleh Alibaba manusia termiskin
Akhirnya baba Kasim menemukan gua tersebut. Dan ia sangat senang ketika ia melihat emas.
Kasim baba: Mmm … apa password, oh yeah … Ala mmm … ka … zam, Buka Pintu!
Kasim baba: Oh My God! Aku bisa menjadi raja, dan orang terkaya di dunia ini.
Ketika baba Kasim ingin pulang, ia lupa password sampai akhirnya para perampok datang.
baba Kasim: Apa sandi itu? Oh Lala … mmm ada … Avad Avada membuka pintu … Alakazim membuka pintu oh tidak!
bandit 3: Alakazam, buka pintu! hey, Siapakah Anda?
Leader.B: Aku benci pencuri, Bunuh dia!
Kasimbaba: Oh silahkan, aku akan memberikan semua emas saya.
Leader.B: Sudah terlambat, Bagaimana Anda bisa sampai ke gua ini?
Kasim baba: Alibaba Memberitahuku. (Untitled – rencana sederhana)
Kasimbaba telah dibunuh oleh bandit, dan salah satu dari mereka mencari rumah Alibaba’s. Setelah bertemu rumah, ia menyeberangi pintu, tapi Alibaba tahu taktik para bandit begitu ia menyeberangi semua pintu di desanya.
The Bandit 1: bos Ok, itu jelas! (Dengan handphone)
Alibaba: The bandit berusaha menemukan saya! mmm … menarik!
Istri pertama Kasim Baba mendapat informasi bahwa suaminya telah dibunuh. Dan istri kedua sangat sedih, sehingga mereka pergi ke rumah Alibaba untuk memberitahunya.
Istri 1: Ali, apakah Anda tahu bahwa kakak Anda sudah mati?
Alibaba: Apa? kau bercanda? Tidak mungkin!
Istri 2: Apakah mereka di sini? Aku ingin membunuh mereka.
Alibaba: Tunggu sebentar. Siapa yang membunuhnya?
Istri 1: bandit itu, mereka memotong tubuhnya!
Alibaba: Umm … saya punya ide untuk membalas dendam mereka.
Istri 1: Apa itu?
Alibaba tahu bahwa malam ini bandit akan datang ke rumahnya, jadi dia membuat rencana.
Leader.B: Yang mana rumah Alibaba’s?
Bandit 1: Rumah yang pintu telah ditandai.
Bandit 2: Semua pintu di desa ini telah tandai.
Bandit 3: Anda menandai semua pintu, betapa bodohnya kamu?
LeaderB: Aku akan membunuh Anda, jika Anda melakukan kesalahan.
Bandit 1: Oh … saya akan menemukannya bos
Bandit punya bingung, dan Alibaba memperhatikannya dari kejauhan.
Bandit 1: Umm … maafkan saya Nona, yang manakah rumah Alibaba’s?
Model: Ouh maaf, saya sangat sibuk. Jika Anda ingin tahu rumah Alibaba, rumah Yang terkecil didesa ini.
Bandit 1: Terima kasih, Boss.
Leader.B: Oke, karena kami berencana Ketika saya mengatakan Zaitun, Anda akan keluar dari drum dan kami akan membunuh Alibaba.
Bandit: Oke bos.
Pemimpin dari bandit datang ke rumah Alibaba’s. Alibaba dan keluarga menyapa ramah.
Leader.B: Permisi, boleh saya bergabung dengan keluarga Anda untuk sebuah makan malam?
Alibaba: tentu saja, Istri saya telah membuat sup Zaitun Zaitun.
Istri 1: Apakah Anda ingin minuman?
Leader.B: Ya, saya
Istri 2: Apakah Anda Zaitun merchant?
Leader.B: Ya, saya adalah seorang … pedagang zaitun.
Istri 2: Apa yang akan Merchant Zaitun lakukan di rumah kumuh ini?
Leader.B: Yah, aku sangat lelah dan aku terlalu lapar untuk menjual minyak Zaitun. (model) mengatakan bahwa keluarga ini sangat baik.
Alibaba: Oh istri saya, Zaitun terlalu lama memasak didapur.
Istri 1: Saya ingin membantu Zaitun di dapur.
Istri 2: Aku juga
Leader.B: Oooh …, silakan?
Alibaba: Mengapa?
Pertama dan kedua istri baba Kasim dan Zaitun sedang menunggu di samping drum dan mereka mengambil sapu, palu, dan wajan penggorengan untuk memukul bandit.
Bandit 1: Aku telah mendengar “Zaitun” kata selama 16 kali.
Bandit 2: Mungkin itu adalah sinyal, bahwa kita harus keluar.
Bandit 3: Saya tidak berpikir begitu suara tampaknya berbeda
Bandit keluar dari drum dan Zaitun, dan istri Kasim baba’s memukul mereka sampai mereka mati
Ketika pemimpin yang disebut bandit. Tak ada jawaban. Dan Alibaba mengatakan kepadanya bahwa bandit telah tewas. Dia berpikir Alibaba tidak tahu rencananya. Dan Alibaba membunuhnya.
Leader.B: Zaitun
Alibaba: Anda menyebut mereka tanpa efek apapun, karena mereka telah dibunuh, apa yang akan Anda lakukan sekarang pemimpin bandit?
Leader.B: Bagaimana Anda tahu? sehingga Anda perangkap saya! Saya tidak takut apa-apa.
Alibaba: Terus bermimpi! orang yang takut tidak ada orang yang mencintai apa-apa, jika demikian maka apa sukacita yang ada dalam hidup Anda?
Contoh Naskah Drama Singkat 10 Orang
Alkisah ada seorang perempuan yang tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil dan dihuninya seorang diri.
Orangtuanya telah tiada semenjak 1 bulan yang lalu.Kini ia tidak punya keluarga siapapun maka sanggup tidak sanggup dia harus bisa hidup sendiri.
Setiap manusia pasti punya keinginan atau punya harapan ,ya itu betul. Sama juga seperti perempuan itu.Dia punya keinginan dan dia punya mimpi yaitu ingin menjadi orang sukses.
Tapi apa yang bisa dilakukan perempuan itu?
Mau pergi ke kota untuk mencari pekerjaan tapi tidak punya modal bahkan mencari pekerjaan itupun sangat sulit kecuali kalau kata orang :’’yang beruntung itu adalah Bejo”,apa benar itu? Kalaupun iya sayangnya si Bejo tidak mau ikut perempuan itu Uhh… malangya.
Akhirnya mau tidak mau yaa harus mau.Dia meneruskan warisan dari orang tuanya yang juga merupakan warisan leluhur dari kakek ataupun nenek moyangnya.
Tukang Batu.
Tidaklah asing lagi bagi perempuan itu karena sejak kakek,nenek serta kedua orangtuanya memang bekerja sebagai tukang batu.
Kini warisan itu turun kepada cucunya,Apa ini sudah ditakdirkan? Apa memang wasiat yang diberikan oleh moyangnya diwariskan sampai 7 keturunannya dan Oh bayangkan sampai perempuan itu memiliki anak dan cucu apakah juga menjadi tukang batu juga.Perempuan itu mengiyakan semua pertanyaan tersebut diatas.
Lalu bagaimana kehidupan perempuan itu?
Daripada kepo yukkk,,simak ceritanya…….
JADILAH DIRI SENDIRI
BABAK 1
(Ketika semua sudah lengkap,maka narator masuk ke panggung dan mulai bercerita)
Narator :”Alkisah terdapat seorang tukang batu yang pemalas,suka mengeluh dan selalu merasa tidak puas dengan dirinya sendiri”
Tukang batu :”aduh hari ini aku harus bekerja.Pasti nanti capek sekali.Enakan aku duduk-duduk dulu. (duduk di sebuah batu)
Batu :”(Bergerak-gerak)wadow…sakit tau!.(sambil marah-marah).Bau lagi !kentut ya? (sambil menutup hidung)
Tukang Batu :”(Terkejut dan takut)maaf cuman sedikit kok.Lho batu kok Bisa ngomong?
Batu :”Ini kan cuman drama”
Tukang batu :”O…….”
Batu :”awas..! (sambil mengancam)
(Tukang batu pun ketakutan lalu melihat-lihat sekeliling,mencari tempat untuk bersandar.Kemudian dia melihat pohon dibelakangnya)
Tukang batu :”kebetulan ada pohon.bisa buat bersandar nih”
Pohon :”aduuuuuhh.hati-hati dong.Jadi lecet nih.
Tukang batu :”(terkejut)Lho kok pohon juga bisa ngomong”
Pohon :”Wah menghina ya.Aku adalah pohon ajaib.Aku bisa melakukan apa saja.Bahkan aku bisa menyanyi dan menari.(menyombongkan diri)
Tukang Batu ;”masak sih ?”(pertama-tama pohon menyanyi seriosa dan tukang batupun Menutup kupingnya karena suara pohon yang melengking dan jelek.Lalu mulai menari.Setelah selesai,tukang batu hanya bisa terkejut)
Bunga :”hei…aku saja yang punya suara bagus dari tadi diam.Mau dengar suaraku ….mau request lagu apa penonton?
Tukang batu :”oke,saya test suara kamu gimana kalau kamu nyanyi
Lagunya juwita lapar itu loh.Bukak banyak josss!
Bunga :”yuk penonton kita nyanyi bersama-sama.musiiiikk….”
(akhirnya semua pada bernyanyi dan berjoged ria)
Tukang batu :”diaaammmmmm.biar saya yang nyanyi…musiiikkk…”
Narator :”sudah diam semua.kita lanjut ke babak berikutnya”
BABAK 2
Narrator : (ketika narrator masuk,semua menjadi patung dengan gaya yang aneh)
Tukang batu :”wahhhh…panas sekali ya !(sambil sesekali mengipasi dirinya.Lalu mengusap keringatnya dengan sapu tangan dan tidak sengaja memerasnya di sebelah batu)
Narator :” lalu angin datang dengan tiba-tiba,angin berhembus dengan kencang
tukang batu :”kalian ngapain datang kesini?”
angin 1 :”kami cuma mau lewat,sambil mau menyapa para penonton.(sambil melambai-lambaikan tangan)”
angin 2 :”ya, lagi pula aku tadi lihat matahari disini, dan kamu juga kelihatan sangat kepanasan”
Tukang Batu :”iya nich. Ini thu gara-gara matahari!”
Batu :”emang sich gara-gara matahari, tapi nggak pakek meres sapu tanganmu ke aku kaleee. Ini kan cuma boong-boongan tau.
Tukang batu :”(pergi menjauh) Pemarah sekali batu itu.Tapi memang panas sekali.
Matahari :”hih apaaan sih pada sewot aja deh.Iya betul memang saya dan hanya saya yang menyebabkan panas ini.
Angin 1 :” Ya kan, benar apa kata saya, mendingan kita di sini bisa ngademin kalian.”
Angin 2 :”ya betul itu, jadikan kita di sini bisa berguna buat kalian semua.”
Matahari :”udah ah kalian, pergi sana ganggu aja!!!”
Angin 1 & 2 :”hiiih, dasar egois. (pergi dengan muka cemberut)
Tukang batu :”wah..enak sekali ya jadi matahari.Bisa memberi panas tapi dia sendiri tidak kepanasan.
Matahari :”ya iyalah saya gituloh (sambil bergaya fungky)
Tukang batu :”(berfikir lalu dapat ide).hmmmm….matahari,bagaimana kalau bertukar tempat saja.Aku menjadi matahari dan kamu menjadi tukang batu,bagaimana?
Matahari :”(tampak berfikir).Bagaimana ya?oke,tapi ada syaratnya.”
Tukang batu :”apaan syaratnya? (penasaran).”
Matahari :”Kau harus beri aku sepiring nasi dan lauk pauknya.”
Tukang batu :’’cuman itu?itu mah keciiillll”
Matahari :”eittts tunggu dulu.Sepiring nasi dengan gulai,sate,soto,Ayam goreng,ayam bakar,ikan gurami,terus sama telor mata kucing yang melirik ke kiri.”
Tukang Batu :”tapi mana ada telur mata kucing yang melirik ke kiri.Ayolah aku Cuma ingin merasakan jadi matahari.
Matahari :”gimana ya. (sambil berfikir) ya mumpung saya lagi baik hati ya sudah lah cepet copot kostum kamu sekarang.
Narator :”buat penonton jangan ngeres jangan yang aneh-aneh mikirnya lo ya.(Akhirnya matahari dan tukang batu berganti kostum).”
BABAK 3
Narator :”Akhirnya tukang batu itu menjadi matahari.Dan matahari Berubah menjadi tukang batu.”
Tukang batu :”Asyikkk akhirnya aku bisa jadi matahari.”
Batu :”wadoow.Jangan dekat dekat dong! panas nih!jauh sana.”
(tukang batu pun takut dan menjauh kearah pohon)
Pohon :”hei..pergi sana jangan dekat-dekat.Panas nih.Kalau tidak
(pohon langsung berpose silat,meniru gaya seperti ular yang ingin mematuk)
Tukang batu :’’Iya..iya dasar batu dan pohon pemarah.Ah sudahlah.Tapi enak sekali menjadi matahari.”
Narator :”lalu datanglah sebuah awan hitam,yang terus mengejar matahari dan berdiri di depannya.Tukang batupun jengkel.”
Tukang batu :”Hei..awan hitam.Panggunya kan masih luas.kenapa sih selalu didepanku?.”
Awan hitam :”Hei..matahari,kamu tidak tahu siapa aku ya?Aku ini Awan hitam.Sebentar lagi aku akan menurunkan hujan.Makanya kamu harus sembunyi dulu.”
Tukang batu :”O..begitu ya..ya sudah saya ngumpet dulu.”
Awan hitam :”Cepetan dong..!”
Tukang batu :”(berfikir)wah enak dong menjadi awan hitam.Eh awan Hitam mau tidak.Aku menjadi awan hitam dam kamu Menjadi matahari.Bagaimana?.”
Awan hitam :”Hmmm..(menggeleng-geleng)Tidak. Bisa jadi .Yayaya”
Tukang batu :”asikkk akhirnya bisa jadi awan hitam,Aku mau membuat hujan yang lebat..dan aku bisa berkuasa ha..ha..ha..!”
(Setelah awan hitam alias si tukang batu itu membuat hujan yang sangat deras.Tiba-tiba munculah petir)
Petir :”Ha..ha..ha”
Narator :”Datanglah sang petir sambil mengeluarkan kekuatannya yang mengeluarkan bunyi ceter cetar membahana halau lalu lintar tar..tar…
(Akhirnya awan hitam alias si tukang batu saling beradu kekuatan mereka.
Si awan hitam alias tukang batu itu membuat hujan deras sederas derasnya.
Saking derasnya hujan yang dibuat awan hitam alias si tukang batu tersebut membuat bunga dan pohon tidak kuat menampung jumlah air yang banyak kemudian pohon dan bunga itu mati)
Tukang batu :”Ha..ha..ha akulah yang berkuasa lihat bunga dan pohon kalian ini sangatlah lembek jauh jika dibanding saya.”
Petir :”Dasar kau ini tak berperi kemanusiaan”
Tukang batu :”memangnya kamu sendiri berperi kepetiran?Sudah terbukti kalau kamu kalah.huuu cupu..!
Petir :’’Sombong..lihat saja nanti kamu bakal dapat pembalasan”.
(Lalu kemudian petir pergi meninggalkan awan hitam alias tukang batu tersebut).
Tukang batu :”huuu syirik aja deh.Sekarang semua tumbuhan mati.Dan heiii…rupanya kamu masih hidup batu jelek.”
Batu :”Hai..awan hitam.Mikir dong! Aku kan batu.Lihat aku sangat kuat.(sambil memamerkan ototnya) Jadi aku tidak akan lecet sedikitpun.”
Tukang Batu :”O..begitu ya.(berfikir).Hmmm..ngomong-ngomong batu,
Mau tidak kita tukaran tempat?.”
Batu :”Apa.(berteriak keras).Kamu fikir aku bodoh ya,bisa kamu suap seperti si matahari dan awan hitam.”
Tukang batu :’’Ayolah.! Apapun syaratnya aku akan penuhi.”
Batu :”Tidak (masih marah dan berteriak).Enak saja !
Tukang batu :”please..!”
Batu :’’Tidak”
Tukang batu :”He..!! mau apa tidak (mencengkram kerah baju si batu)
Batu :’’Eh..iya deh kalau begitu.Jangan marah dong.
(merayu si tukang batu)Ya sudah kamu jadi batu..silahkan”
Tukang batu :”Pergi sana..!Awas ya kembali lagi.(lalu si batu pergi)
Asikk sekarang aku menjadi batu yang perkasa”
(Tak lama kemudian datanglah,si tukang batu alias si matahari)
Matahari :”Wah..hari yang sangat cerah untuk memulai pekerjaanku Sebagai tukang batu.Nah kebetulan banyak batu disini.
(Matahari mulai memukul batu dengan palunya)
Tukang batu :’’aduuuuhh matahari…kenapa memukul aku?”
Matahari :”kamu ini gimana tho..katanya tukeran, terus aku kau suruh jadi tukang batu.Berarti pekerjaanku ya memecah batu.”
Tukang batu :”O……tapi aku mati dong!”.
Matahari :”Ya terserah kaulah.Siapa suruh kamu jadi batu.(terus memukul lagi)
Tukang batu :”Tunggu..!Aku mau jadi tukang batu lagi kalau begitu.Tukeran lagi ya?
Matahari :”O…tidak bisa..(terus memukul-mukul)
Tukang batu :”lontong …lontong..lontong….ibu narator kemana sih.Bu ..Ibu narator.”Oh tuhan tolonglah aku janganlah kau Biarkan diriku dipukuli terus begini…houwoo”.(nyanyi lagu Derby.R)
Matahari :”sudah diam..berisik gak usah nyanyi deh!!”
Tukang batu :”Bu lama sekali sih.Tutup acaranya dong.Saya dipukulin
terus nih.Tolong..!
Narator :”Iyaaaaa…cerewet amat sih,siapa suruh gak puas jadi diri sendiri.Itulah akibatnya.”