Ilmu Bahasa – Jika bahasa sudah memilik baku dan standar, baik yang ditetapkan secara resmi lewat surat keputusan pejabat pemerintah atau maklumat, maupun yang diterima berdasarkan kesepakatan umum dan yang wujudnya dapat kita saksikan pada praktik pengajaran bahasa kepada khalayak, dengan lebih mudah dapat dibuat pembedaan antara bahasa yang benar dengan yang tidak benar atau bahkan kurang benar.Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa bahasa yang benar atau betul. Jika orang masih berbeda pendapat tentang benar atau tidaknya suatu bentuk bahasa, maka selisih paham itu menandakan tidak adanya standar kebakuan bahasa, atau adanya baku yang belum mantap. Jika dipandang dari sudut itu, kita mungkin berhadapan dengan bahasa yang semua tatarannya sudah baku atau sebagian belum mengalami pembakuan, sedangkan bagian lain masih dalam proses pembakuan bahasa. Bahasa Indonesia agaknya, termasuk golongan kedua. Kaidah ejaan dan pembentukan istilah kita sudah distandarkan, kaidah pembentukan kata yang biasa digunakan dan umum sudah dapat dianggap baku atau mampu untuk mengindikasikan kebakuannya, tetapi pelaksanaan patokan itu dalam kehidupan sehari-hari belum mantap.
 |
| Berbahasa yang baik dan benar |
Orang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apapun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Bahasanya membuahkan efek atau hasil karena serasi dengan peristiwa atau keadaan yang dihadapinya. Di atas sudah diuraikan bahwa orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkungan hidup harus memilih salah satu ragam yang cocok dala situasi itu. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut dengan bahasa yang baik dan tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Dalam tawar menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau malah kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita mungkin menggunakan bahasa yang baik, artinya tepat, tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar yang tidak baik penerapannya karena suasananya mensyaratkan ragam bahasa yang lain. Maka anjuran agar kita berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Di era sekarang, banyak perguruan tinggi besar berbondong-bondong mengadakan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini dipicu adanya kebutuhan perkembangan bahasa Indonesia dengan didominasi cendekiawan muda baru agar fungsi bahasa Indonesia dan selalu mengalami perkembangan. Perlu anda ketahui, para mahasiswa lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia dibekali dengan pemahaman kebahasaan yang baik, dari segi verbal ataupun tulisan, beberapa rekan kami yang merupakan dosen Unsud menyatakan memang jurusan bahasa perlu ditingkatkan anggotanya, karena anak-anak bahasa mampu memahami sebuah fenomena sosial ataupun kebahasasaan, baik secara global atau personal untuk mengetahui pergerakan arah sebuah hal pada titik tertentu. Karena bahasa tidak terbatas apa yang hanya dituturkan saja, namun secara gesture, mimik atau wajah, dan cara pengucapannya mampu dianalisa oleh mahasiswa lulusan bahasa dan sastra ini. Oleh sebab itu, mari di era perkembangan dunia yang semakin pesat, kita galakkan bahasa Indonesia agar tidak mengalami ketertinggalan kosakata ataupun pemahaman yang baru dengan bahasa bahasa lainnya. Karena Kompleksitas bahasa Indonesia perlu kita apresiasi setinggi setingginya agar di masa depan, bahasa Indonesia diharapkan mampu berperan menjadi salah satu bahasa yang diperhitungkan di dunia internasional. Nahh,…. Apakah Bahasa Indonesia yang baik dan Benar itu Penting?
