Sejarah Ilmu Bahasa | Perkembangan Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa dimulai di Indian pada kurang lebih empat abad sebelum masehi, hampir sama dengan perkembangan ilmu bahasa yang ada di dunia Barat. Perkembangan bahasa di dunia Timur ditandai dengan munculnya sebuah karya Panini yang berjudul “Vyakarana“. Buku tersebut merupakan buku tata bahasa Sansekerta yang sangat mengagumkan dunia karena pada zaman yang sedini itu telah dapat mendeskripsikan bahasa Sansekerta secara lengkap dan sangat seksama, teristimewa dalam bidang fonologinya. Inilah yang menjadi bukti perkembangan ilmu bahasa memang merupakan sebuah perkembangan revolusi yang sampai saat ini pun masih dilakukan berbagai kajian untuk menemukan khasanah ilmu bahasa yang bisa bermanfaat bagi generasi-generasi selanjutnya. Sayangnya buku Panini tersebut sangat sulit dipahami oleh masyarakat awam. Hal itulah yang menyebabkan muridnya Patanjali harus menafsir tulisan yang ditulis gurunya agar dapat dipahami oleh khalayak umum, yang kemudian diberikan nama “Mahabasa“.
Karya Panini itu pada dasarnya disusun berdasarkan dorongan atau motivasi intelektual. Para brahmana dan brahmasarin dalam mengajarkan pemahaman dan pengalaman isi kitab Veda kepada para pengikutnya tidak dilakukannya secara tertulis, melainkan secara lisan. Hal itu dilakukannya agar dalam hal pengucapannya benar-benar mendapat perhatian. Pengucapan yang salah tidak hanya menyebabkan mantranya tidak terkabul, akan tetapi justru akan mendatangkan malapetaka yang dahsyat. Demikianlah yang berkembang pada masa itu.
Dengan anggapan semacam itu, mengakibatkan mereka sangat cermat dan berhati-hati dalam pengucapan. Untuk keperluan semacam itu, maka pengucapan/ fonologi bahasa Sansekerta dipelajari dengan tekun dan cermat. Mengingat berkaitan dengan tradisi tentunya bahasa dianggap hal yang sensitif dan bukan untuk mainan. Hasilnya memang sangat mengagumkan. Huruf Devanagari yang dipakai untuk melambangkan bunyi-bunyi bahasa Sansekerta sedemikian lengkapnya. Bunyi-bunyi diupayakan dilambangkan dengan cara khas. Di seluruh dunia pada zaman itu tidak ada yang selengkap ini dalam hal tata bahasa, seperti bunyi dan sistem tulisnya. Banyak ahli yang terperanjat kagum setelah melihat bahwa tata bahasa Sansekerta pada zaman sedini itu sudah memilikii deskripsi bahasa yang tidak ubahnya dengan deskripsi para ahli bahasa struktural yang ada di Barat pada awal abad dua puluh atau bisa dikatakan akhir abad kesembilan belas. Bahkan banyak yang menilai pencetusan bahasa dengan deskripsi yang dilakukan oleh Panini dalam hal linguistik merupakan deskripsi yang dilakukan dengan cermat dan paling murni.
Dengan demikian, seandainya kita membandingkan antara Barat dan Timur dengan mengambil dari sisi Tarikh atau sejarah yang sama, maka dapat dikatakan bahwa ilmu bahasa di dunia barat sedikit mengalami ketertinggalan dari segi perkembangan instrinsik bahasa, dalam hal ini dunia Barat tertinggal selama dua puluh tiga abad dari dunia timur. Sayangnya puncak strukturalisme pada saat itu terputus sama sekali dan tidak ada kelanjutannya barang sedikit pun. Hal tersebut dapat kita pahami dengan baik, mengingat motivasi yang digunakan bukanlah motivasi mengarah ke linguistik intelektual, namun lebih kepada motivasi religius.
Demikian pemaparan singkat dari kami. artikel ini kami paparkan mengingat banyak dari rekan-rekan yang meminta materi kuliah bahasa dan sastra indonesia, yakni sejarah ilmu bahasa. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda, baik sebagai ilmu ataupun khasanah pengetahuan. Berikan komentar anda pada kami, sebagai wujud apresiasi anda pada kami. Sealam kami. ilmubahasa.net