Ilmu bahasa – Diera digital 4.0 ini membuat negeri ini pelan tapi pasti mendadak menghadapi sebuah dunia baru. Hal ini didasarkan pada pasion masyarakat dunia yang sudah mengalami perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Fenomena ini perlu kita sadari bersama, mengingat segala kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan kita pun seolah-olah menjadi trend kekinian, yakni dengan belanja pemenuhan kebutuhan secara instan dan praktis. Peralihan pemenuhan kebutuhan keseharian era ini menampakkan pada kita sebuah peradaban baru, yang kemudian suka tidak suka kita masuk dalam arus perubahan ekonomi digital.
Masyarakat sekarang pelan-pelan mulai meninggalkan ekonomi statis dengan metode dan mekanisme yang masih offline ke era ekonomi digital. Sebagian besar masyarakat dunia sudah menginjakkan dirinya di dunia yang serba online. Apakah anda menyadari itu?
Tentunya anda sudah harus menyadari dari sekarang, karena jika tidak, perspektif dalam diri anda akan mengalami kejut yang luar biasa, seperti perumpamaan anda baru menyadari bahwa kereta yang harusnya anda tumpangi berangkat tadi pagi jam 9, dan anda baru datang ke stasiun jam 4 sore. Apakah Kereta anda akan menunggu anda?, tentu tidak bukan, bahkan yang ada kereta anda sudah sampai tujuan, sementara anda baru berangkat. Hal itulah nanti yang terjadi apabila anda tidak berkenan mengikuti era ekonomi digital yang sangat cepat perkembangannya ini.
Kecenderungan masyarakat era 4.0 ini untuk beralih dari sistem ekonomi statis ke ekonomi digital yang online ini karena memiliki banyak kelebihan.
Berikut ini kelebihan Era Ekonomi Digital
- Efektif dan Efisien
- Akuntabilitas terjamin
- Kredibilitas penggunaannya lebih terpantau jelas dan cepat
Lazada, Tokopedia, Gojek, Shopee, Ovo, Dana, Amazon, adalah salah satu wujud perubahan ekonomi statis pada ekonomi digital. Mereka memiliki kapasitas dan kredibilitas besar dalam merubah pola pikir masyarakat secara global. Pembelanjaan anda, keuangan anda, transportasi anda, kesemuanya itu mulai menjadi praktis, instan, online, dan dapat dirasakan manfaatnya secara nyata. Inilah perubahan Ekonomi Digital yang jelas nyata kita rasakan saat ini.
Hal diatas juga terjadi kepada instansi pendidikan yang ada di Indonesia. Dimulainya dari perubahan pembelanjaan Dana BOS Sekolah sudah dirombak habis-habisan oleh pemerintah agar masyarakat pendidik juga merasakan asas manfaat perubahan era dunia 4.0 yang perlu dipijak. Kenapa pemerintah merubah sistem pembelanjaan dari offline ke online?
Karena pada dasarnya pemerintah melihat banyak kelemahan pembelanjaan dana BOS sekolah yang notabennya dana Pemerintah yang tidak maksimal dalam proses peyerapannya, bahkan terjadi penyerapan-penyerapan yang sifatnya tidak wajar dilakukan di bawah. Disamping pemerintah ingin mengajak masyarakat dunia pendidikan untuk ikut serta dalam perubahan dunia yang baru agar tidak mengalami ketertinggalan yang sifatnya akumulatif di kemudian hari.
Iman Sumarlan yang merupakan Direktur Pegiat Pendidikan Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, menyatakan bahwa selain terbukti efisien, dengan sistem transaksi online, pemantauan terhadap penggunaan uang sekolah sangatlah mudah dilakukan. Hal ini perlu dilakukan mengingat dana yang digunakan merupakan dana pemerintah, sehingga pemerintah perlu adanya sebuah sistem online yang mewadahi dana anggaran pemerintah yang berada di sekolah agar terserap secara jelas, cepat, dan terhindar dari tangan-tangan jahil yang ada di bawah.
Sehingga prinsip transparansi dan akuntabilitas, sudah selayaknya sejak dini diberlakukan pada instansi yang menaungi generasi bangsa ini, yakni sekolah. Pemerintah pun sangat mudah dalam pemantauan terhadap dana yang dikeluarkan untuk instansi yang mengeluarkan calon penerus generasi bangsa yang hebat ini.
Oleh karena itu saat ini pemerintah sudah menyikapi hal tersebut dengan adanya Sistem Belanja di Sekolah (SIPLAH) yang sudah diterbitkan dan diaktifkan oleh kementrian pendidikan di 2019. Disamping ingin merasakan suasana era baru digital dalam berbelanja untuk sekolah, pemerintah ingin menerapkan asas transparansi, jelas, aman, nyaman, dan bebas dari segala tindakan penyimpangan korupsi. Pemerintah juga mengambil langkah tegas untuk mendukung program marketplace nya ini yang sudah berbasis ekonomi digital dengan menyalurkan dana BOS Sekolah langsung ke sekolah.
Sikap pemerintah ini perlu diacungi jempol, karena indonesia sudah perlu adanya perubahan ekonomi berbasis digital dimulai dari sekolah. Memang hal ini tidaklah mudah dilakukan, namun jika didukung oleh instrumen juga regulasi yang kuat, baik Permen, Kepmen, dan Perpres yang kuat dalam menaungi mekanisme belanja Online di sekolah ini, tentunya bukan hal yang sulit mengubah stigma masyarakat yang enggan beralih kepada sistem ekonomi digital 4.0 ini.
Sikap yang jelas dari pemerintah ini, menandakan bahwa kedepan perubahan dunia 4.0 mulai diperhatikan dan digarap serius oleh pemerintah. Karena perusahaan swasta yang mengusung ekonomi digital yang tanpa regulasi dan arahan pemerintah saja tetap maju dan berkembang cepat, sehingga perlu adanya gandengan dan kerjasama yang serius dengan pihak-pihak konsultan digital dan colega-colega perusahaan besar yang sudah mengusung model ekonomi digital ini, agar sekolah sebagai pengguna dan penerima anggaran dana pemerintah ini dapat menggunakan dan menyerap dana pemerintah untuk pendidikan ini lebih terarah, jelas, aman, dan bebas dari korupsi.